Posts

THOSIN AL-DAIROH, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

Image
Thosin Al Dairoh (Lingkaran) 1. Pintu ‘ba’ (ﺏ) pertama melambangkan seseorang yang menjangkau lingkaran Kebenaran. Pintu ‘ba’ (ﺏ) kedua melambangkan orang yang menjangkaunya, yang setelah memasukinya, sampailah ia ke pintu yang tertutup. Pintu ‘ba’(ﺏ) ketiga melambangkan seseorang yang tersesat di gurun Sifatnya-Kebenaran. 2. Ia yang memasuki lingkaran itu jauh dari Kebenaran, sebab jalannya terjegal dan sang penempuh (salik) disuruh kembali. Adapun noktah di atas melambangkan hasratnya. Noktah yang lebih bawah melambangkan kembalinya ke titik-tolaknya, dan noktah di tengah adalah kebingungannya. 3. Lingkaran dalam tidak memiliki pintu ‘ba’ (ﺏ), dan ‘titik’yang ada di dalamnya adalah pusat Kebenaran. 4. Makna tentang Kebenaran adalah yang darinya, baik lahir maupun batin, tidak ada yang luput. Dan, ia pun tidak direkayasa. 5. Andaikan kau berhasrat memahami apa yang aku terangkan ini.“ambillah empat ekor ‘burung’, cincanglah buatmu,” (QS.2: 260) sebab Al-Haqq (Alloh) ‘tak-terbang’. 6.

THOSIN AL-SHAFA, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

Image
Thosin Al Shafa (Kebeningan) 1. Hakikat itu adalah sesuatu yang sangat halus, dan sulit menguraikannya. Jalan untuk menempuhnya sempit, dan tentang jalannya itu, seorang penempuh (salik) harus mengarungi 'kobaran api' di tengah gurun yang dalam. Seorang asing (gharib) telah mengikuti jalan ini, dan menyampaikan bahwa apa yang dialaminya ada empat puluh Maqom, yaitu : Kesopan santunan ['adab],  Kegentar hatian [rahab], Kejerih payahan [nashab],  Penuntutan-diri [thalab],  Ketakjuban ['ajab],  Peniadaan ['athab],  Pemujaan[tharab],  Pendambaan [syarah],  Penjernihan [nazah],  Kelurusan [shidq],  Persahabatan [rifq],  Persamaan[litq],  Keberangkatan [taswih],  Penghiburan [tarwih], Ketajaman [tamyiz],  Penyaksian [syuhud],  Keberadaan [wujud],  Penghitungan ['add],  Pengupayaan [kadda],  Pemulihan [radda],  Perluasan[imtidad],  Pengolahan [i'dad],  Penyendirian [infirad], Pengendalian [inqiyad],  Kemauan [murad],  Kehadiran [hudur],  Pelatihan [riyadhah],  Keha

THOSIN AL-FAHM, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

Image
Thosin Al Fahm (Pemahaman) 1. Pemahaman tentang alam-makhluk tidak terkait denganhakikat, dan hakikat tidak juga terkait dengan alam-makhluk.Pemikiran [yang asal-terima] adalah taqlid, dan taqlid-nyaalam-makhluk tidak ada keterkaitannya dengan hakikat.Pengertian tentang hakikat itu sulit dicapai, makanya betapalebih sulit lagi mencapai pengertian tentang hakikatnya-Hakikat (Allah). Apalagi, Allah itu di luar hakikat, danhakikat tidak dengan sendirinya menyatakan 'ada'-Nya Allah. 2. Sang laron terbang di sekeliling nyala api hingga terbit fajar.Lalu, ia kembali ke teman-temannya, dan menceritakankeadaan (hal) spiritualnya dengan ungkapan yang penuhkesan. Ia berpadu (hulul) dengan geliatnya nyala api dalam hasratnya untuk mencapai Penyatuan (Tawhid) yangsempurna. 3. Cahayanya nyala api adalah Pengetahuan ('llm) hakikat, panasnya adalah Kenyataan ('Ayn) hakikat, dan Penyatuan dengannya adalah Kebenaran (Haqq) hakikat. 4. Ia merasa tidak puas dengan cahayanya ataupun dengan

AT THOSIN AL-SIRAJ, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

Image
Thosin Al Siraj ( Nubuwah Nabi Muhammad SAW)   1. Sang Pelita (As-Siroj) tampak dan tercerah dari Cahaya Keghaiban, ia terpancar dan (tampak) kembali, dan melampaui pelita-pelita lain.Ia rembulan yang cerlang, yang menampakkan kecemerlangannya lebih dari bulan-bulan lain.I a bintang yang graha perbintangannya di Langit ‘Azaly.Allah menyebutnya ‘ummi (awam) atas dasar keterpusatan aspirasinya, juga harami (suci) disebabkan kelimpahan syafa’atnya, dan makki (pusat) karena kedekatannya diHadirat-Nya. 2. Dia (Allah) lapangkan dadanya, Dia tingkatkan kekuatannya,dan mengangkatnya dari beban“yang memberati punggungnya” (Q. 94: 2-3) serta Dia tetapkan kewenangannya. Sebagaimana Allah membuat ‘Badr’-nya terpancar, demikianlah purnamanya muncul dari awan Yamamah, mentarinya terbit di bukit Tihamah [Makkah],danpelitanya bersinar gemerlap dari sumur Karomah (Zamzam). 3. Ia tidak menyampaikan sesuatu kecuali yang menyangkut pandangan (bashiroh) batinnya, dan tidak mewajibkan diikuti keteladanannya
Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS