KISAH INSPIRATIF KERBAU DAN PEDATI

Dahulu kala kerbau dan pedati dijadikan sebagi alat transportasi untuk membawa barang-barang dagangan hasil bumi untuk di jual ke kota atau ke pasar-pasar..
Perjalanan dari desa ke kota kadang memakan waktu hingga berhari-hari melalui jalan yang berliku-liku, menanjak dan menurun melalui panas teriknya matahari dan hujan .
Pedati yang ditarik kerbau itu sarat muatan barang dagangan berisikan hasil bumi..
Pada suatu saat di dalam perjalanan.. setelah berkali-kali mendaki dan menurun, pada pendakian yang menanjak agak curam dengan ayun langkah yang guntai, nafas yang ter engah-engah, dan air ludah yang berbuih di mulut.. sambil melihat kekiri dan kekanan. seakan-akan kerbau bertanya kepada pedati ..
“ Masih jauhkah lagi tempat perhentiannya..?”
Lalu apa jawab pedati..
“Wahai kawan.. engkau salah duga, salah anggap, salah kira, jangan kau tanyakan ini kepadaku, ketahuilah.. aku ini benda mati, walaupun aku mempunyai kaki tapi kakiku tidak sebanyak kakimu, kakimu empat sedangkan kakiku Cuma dua, kalau tidak karena engkau aku tak bisa berjalan, karena aku memang tak bisa jalan sendiri, bukankah engkau yang menarik hingga aku sampai kesini..?
Nasibmu masih baik kawan.., karena nanti kalau sudah sampai di perhentian, aku akan engkau tinggalkan begitu saja. Sedangkan engkau diberi makan dan minum, bahkan kadang-kadang dimandikan dan dibersihkan. Segala sesuatunya sudah dipersiapkan untukmu kawan..
Sedangkan aku.., sesampainya di perhentian nanti, ditinggalkan begitu saja. Aku menanggung beban bawaan, akan tetapi dipikulkan pada pundakmu, karena engkaulah yang menarikku. Kalau engkau hendak bertanya tentang perhentian ini, tanyakanlah pada orang yang duduk dibelakangmu. mungkin dia tahu…
Sang kerbau mengangkat kepalanya untuk melihat orang yang duduk di belakangnya itu. Belum sempat dia melihat orangnya yang ditunjuk itu, tahu-tahu dia dengar suara yang berarti terus jalan. Waktu itu dia hanya sempat melihat sekejap seperti cahaya sebesar api rokok membayang di belakangnya.
Terpaksa dia berjalan terus, menarik beban yang terpikul di pundaknya. adapun api yang nampak sekilas oleh kerbau itu ialah api rokok tukang pedati, yang waktu itu dalam malam gelap-gulita, merokok sambil duduk di tempatnya, dengan pakaiannya serba hitam sampai ke kain ikat kepalanya. Baca Juga : Jadilah-sufi-kontemporer
Inilah tiga hal yang jalan bersama untuk satu arah dan tujuan. Kerbau bergerak dengan empat kakinya, pedati dengan dua rodanya, dan si tukang pedati berjalan dengan duduk di tempatnya. Ketiga-tiganya menuju ke tempat perhentian, dan konon kabarnya di tempat perhentian itu mereka berpisah satu sama lain; si kerbau tinggal di kandangnya, pedati ditinggalkan geletak begitu saja, dan si tukang pedati balik ke rumahnya.

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

Comments

📯POPULAR POST

ABDURRAHMAN AL-GHAFIQI DAN BALA TENTARA YANG CINTA SYAHID BAG 3

ALINSANU SIRRI, WA ANA SIRRUHU, WASIRRI SIFATI WASIFATI LAGHOIRIHI

THOSIN AL-ASRAR FI AL-TAUHID, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

KATA KATA MUTIARA AL GHOZALI

ALLAH BUKAN NAMA DAN MAKNA

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS