PEMIKIRAN JALALUDIN RUMI SEBAGAI SISTEM FILSAFAT TERBUKA
Tak
diketahui kebaruan itu dalam keabadian
Umur
bagai arus, baru dan baru
Senantiasa
berlangsung dalam jasad
Jalaluddin
Rumi
Salah
satu hal yang menarik dalam pemikiran Rumi adalah tentang sistem filsafatnya
yang diyakini sebagai sebuah sistem filsafat yang terbuka. Sistem filsafat,
sebagaimana yang dipahami ada yang dibangun dalam bentuk sistem yang tertutup
dan ada pula dalam bentuk sistem yang terbuka.
Pengertian
sistem filsafat tertutup adalah sebuah sistem pemikiran yang dibangun dalam
menafsirkan hakikat alam dan hakikat realitas lainnya melalui sistem tertentu.
Misalnya, filsafat Hikmah Mutaโaliyah Sadra menafsirkan hakikat alam bersama
realitasnya melalui teori fundamentalitas wujud, gradasi wujud, dan gerak
substansi.
Maksudnya penafsiran atas hakikat alam beserta hakikat yang ada di dalamnya tak kan mungkin terselesaikan kecuali dengan pendekatan teori-teori yang telah dibangunnya. Sebab itu hampir seluruh persoalan filsafat diselesaikan dengan fundamentalitas wujud oleh Sadra. Pemikiran Ibn Arabi dapat juga digolongkan sebagai sistem pemikiran yang tertutup karena seluruh pembahasannya diselesaikan dengan pendekatan wahdatul wujud (sebuah keyakinan bahwa yang ada hanya Tuhan) dan sistem tajalli (penampakan Ilahi dalam realitas).
Maksudnya penafsiran atas hakikat alam beserta hakikat yang ada di dalamnya tak kan mungkin terselesaikan kecuali dengan pendekatan teori-teori yang telah dibangunnya. Sebab itu hampir seluruh persoalan filsafat diselesaikan dengan fundamentalitas wujud oleh Sadra. Pemikiran Ibn Arabi dapat juga digolongkan sebagai sistem pemikiran yang tertutup karena seluruh pembahasannya diselesaikan dengan pendekatan wahdatul wujud (sebuah keyakinan bahwa yang ada hanya Tuhan) dan sistem tajalli (penampakan Ilahi dalam realitas).
Berbeda
dengan Ibn Arabi dan Sadra, Maulana Jalaluddin Rumi membangun sistem
pemikirannya dengan sistem filsafat yang terbuka. Namun perlu dipahami, sistem
filsafat terbuka bukan dalam pengertian tak memiliki sistem filsafat yang khas,
namun ada hal yang mendasari mengapa Rumi memilih sistem filsafat terbuka.
Dalam
pandangan Rumi, ada dua hal yang tak terbatas, yaitu Tuhan dan hakikat alam.
Hakikat alam juga tak terbatas dikarenakan alam ini bergantung secara totalitas
kepada Tuhan. Dan oleh karena Tuhan tak terbatas maka ciptaan-Nya pun tak
terbatas. Kita mengatakan alam ini terbatas, disaat kita membandingkan alam ini
dengan Tuhan. Saat itulah kita mengatakan Tuhan tak terbatas dan alam ini
terbatas.
Namun jika kita melihat alam ini tanpa mengaitkannya dengan Tuhan, kita akan sadar bahwa alam ini senantiasa mengalami kebaruan yang tanpa kita tahu akhir dari kebaruan ini. Sebab itu tak ada satu pun manusia yang mampu mengetahui titik akhir alam ini. Berdasarkan hal ini pula, tak ada yang mampu meneropong dan memprediksi bagaimana bentuk akhir dari alam ini, kecuali berpegang pada teks-teks suci.
Namun jika kita melihat alam ini tanpa mengaitkannya dengan Tuhan, kita akan sadar bahwa alam ini senantiasa mengalami kebaruan yang tanpa kita tahu akhir dari kebaruan ini. Sebab itu tak ada satu pun manusia yang mampu mengetahui titik akhir alam ini. Berdasarkan hal ini pula, tak ada yang mampu meneropong dan memprediksi bagaimana bentuk akhir dari alam ini, kecuali berpegang pada teks-teks suci.
Latin
: alhamdu lillaahi rabbil aalamiina
artinya
: Segala puji {2} bagi Allah, Tuhan semesta alam. {3}
Maksud
ayat kedua surat Al Fatihah adalah : {2} Alhamdu (segala puji). Memuji orang
adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri.
Maka memuji Allah berarti: menyanjung-Nya karena perbuatan-Nya yang baik. Lain
halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap niโmat
yang diberikannya. Kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah
sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
{3}
Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati Yang Memiliki, Mendidik dan
Memelihara. Lafadz โrabbโ tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau
ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). โAlamiin (semesta alam):
semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam,
seperti: alam manusia,alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan
sebagainya. Allah pencipta semua alam-alam itu.
Tuhan
dan alam semesta bagi Rumi adalah dua hal yang tak terhingga. Pandangan ini
sekaligus memberikan implikasi bahwa setiap definisi atas realitas eksternal
dari seorang pemikir, pada hakikatnya definisi dia tentang realitas itu
sendiri. Dalam kata lain, ia hanya menjelaskan sebagian saja dari realitas
eksternal, tidak menjelaskan segala hakikat realitas eksternal.
Pandangan
sistem filsafat yang terbuka ini bagi Rumi berasal dari kesadaran akan hakikat
emanasi Tuhan yang tercurahkan terus-menerus tanpa batas. Maksudnya segala hal
yang terjadi pada hakikat alam ini disebabkan oleh hakikat dibalik alam materi
ini. Karena itu pondasi dari sistem filsafat terbuka dalam pandangan Rumi ialah
ketidakterbatasan Tuhan, ketidakterbatasan alam karena alam bersandar
sepenuhnya kepada Tuhan, dan selanjutnya adalah emanasi serta tajalli Tuhan
yang tercurahkan terus menerus dan tak terbatas.
Berdasarkan
dari pemaparan sebelumnya, maka tak kan kita temukan satu sistem yang tetap
dalam pandangan Rumi. Maksudnya satu sistem yang dengan sistem tersebut
dijadikan sebagai alat dalam meneropong segala realitas. Tak heran jika dalam
syair-syair Rumi akan ditemukan berbagai pendekatan dalam menafsirkan realitas.
Misalnya terkadang rumi menjelaskan determinis, terkadang kehendak bebas, dan
terkadang diantara keduanya. Semuanya memiliki tempat dalam pandangan Rumi.
Kata
Rumi;
Berabad-abad
telah berlalu, ini abad baru
Bulannya,
bulan itu juga, dan airnya, bukan air itu.
Adil,
adil itu juga, dan kemuliaan, kemuliaan itu juga,
Meskipun
abad ini telah berganti, juga ummatnya,
Abad
telah menggantikan abad lain
Dan
makna-makna ini tetap dan abadi
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Comments
Post a Comment
SILAHKAN BERKOMENTAR SESUAI DENGAN TOPIK ISI ARTIKEL YA .......