MUTAKALLIMAN

Salah satu sifat Allah adalah Mutakalliman atau Allah berkata kata. Dan Mutakalliman Allah itu berlaku sepanjang zaman.

Manusia adalah wadah untuk menampung cahaya Allah dan juga untuk menampung unsur-unsur syetaniyah. Ketika cahaya Allah masuk dalam Qalbu dan menerangi seluruh tubuh manusia, mengisi setiap bagian terkecil dari tubuh, maka manusia tersebut akan naik derajatnya bahkan melebihi derajat malaikat yang juga seluruh tubuhnya tercipta dari cahaya. Kedudukan apa melebihi Malaikat? Yaitu Nabi dan Rasul. Nabi pada hakikatnya adalah cahaya Allah yang berjalan di muka bumi demikian juga seorang Wali Allah dan orang-orang yang telah mencapai derajat keimanan tinggi. Mareka adalah manifestasi cahaya Allah sebagai mana firman Allah, “Telah Aku ciptakan rupa Nur-Ku sebagaimana rupa hamba-Ku”

Manusia tidak akan mampu berkomunikasi dengan Allah kecuali lewat perantaraan wahyu, lalu apa itu wahyu? Hakikat wahyu adalah cahaya Allah, hanya cahaya Allah yang sampai kepada sisi-Nya. Kitab suci yang diturunkan kepada manusia melalui Nabi tidak lain manifestasi dari wahyu sedangkan hakikat wahyu itu sendiri adalah merupakan cahaya Allah yang tidak berhuruf dan tidak bersuara.

Ketahuilah bahwa Kalam Allah yang tertinggi itu menjadi Wahyu yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul melalui perantaraan malaikat jibril lalu menjadi kitab suci. Wahyu adalah kalam Allah yang paling tertinggi diantara kalam kalamNya yang lain. Kebenaran Wahyu adalah pasti Haq, Dan wahyu ini khusus untuk para nabi dan rasul Allah, selain nabi dan rasul, kalam Allah tidak bisa dikatakan wahyu.

Dan Kalam Allah kepada nabi itu terbagi menjadi dua.
1) Kalam Allah menjadi wahyu menjadi firman Allah menjadi ayat didalam kitab suci menjadi Alqur'an sekarang.
2) Kalam Allah menjadi firman Allah namun tidak menjadi ayat didalam kitab suci dinamakan Hadits qudsi menjadi hakikat rahasia.

Sedangkan ucapan atau kalimat dari rasulullah yang menjadi hadits sekarang bukan bagian dari wahyu namun kata kata dari rasulullah.

Benar Allah tidak berhenti berkalam pada hamba hambanya disetiap zaman tapi bukan sebagai wahyu, wahyu sudah tidak turun lagi setelah Nabi Muhammad. Wahyu khusus untuk para nabi dan rasul sedangkan selainnya mutakalliman Allah disebut sebagai ilham.
Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya dalam ummatku ada orang yang dibisiki dan diajak bicara (oleh Allah), dan Umar termasuk di antara mereka.”

Ilham ini tidak sembarang orang mendapatkannya hanya hamba pilihanNya yang bisa mendapatkannya, biasanya ilham ini dimiliki oleh para wali Allah termasuk Umar didalam hadits nabi, dan tidak sembarang orang mengatakan bahwa yang terbetik didalam hatinya adalah ilham dari Allah, bisa saja itu bisikan dari nafsu syetan yang ada didalam diri kita, oleh sebab itu kebenaran ilham tidak boleh bertentangan dengan Wahyu karena wahyu adalah Kalam Allah tertinggi.

Sedangkan selain ilham kalam Allah kepada manusia awam bisa berupa isyarat isyarat, bisa berupa hikmah dalam memaknai suatu peristiwa atau kejadian, bisa berupa petunjuk petunjuk, dan isyarat isyarat Allah ini bisa ditangkap jika keadaan hati kita bersih.

Ketika hati manusia bersih dan bisa menerima cahaya Allah, maka akan terbuka ruang yang langsung kepada Allah Swt, ruang yang disebut sebagai Alam Rabbaniah yang membuat manusia bisa mendengarkan firman-Nya dan berkomunikasi dengan sang pencipta, itulah sebabnya Shalat disebut sebagai Mikraj bagi orang mukmin karena rohaninya akan sampai kepada ruang Alam Rabbani dimana disitu hanya ada Allah Swt.

Pada hakikatnya pada semua kejadian atau peristiwa di Alam ini Allah sedang berkalam kepada manusia oleh sebab itu Allah senang dengan orang orang yang mau berfikir atau bertafakkur untuk diambil hikmah dalam sebuah kejadian, misalnya jika engkau sedang mendapatkan cobaan apakah kiranya yang menjadi hikmahnya dalam kejadian itu untuk dirimu.

Salah satu Sifat Allah dalam sifat 20 adalah Mutakalliman, bermakna "Yang Berkata kata".

Berkata-kata atau Allah berkalam itu akan berlaku sepanjang zaman. Allah akan terus selalu berkalam (berkata, berbicara atau berfirman) kepada hamba-hamba-Nya.

Dalam tradisi agama Samawi (Islam Kristen Yahudi) Firman atau perkataan Allah disebut sebagai wahyu. Wahyu diturunkan kepada Para Nabi dan Rasul, para Nabi dan Rasul adalah Hamba yang diajak Allah berbicara.

Salah satu manusia yang pernah diberi wahyu adalah Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang mendapatkan wahyu dari Allah. Baca Juga : Wali-allah-seseorang-yang-dipercaya

Pertanyaannya adalah kalau Nabi Muhammad penerima wahyu terakhir,
Berarti Dia sudah berhenti berfirman kepada hambaNya, jika sudah berhenti berfirman pada hambanya itu artinya Dia sudah tidak lagi bersifat Mutakalliman.

Sedangkan sifat Mutakalliman Allah itu berlaku sepanjang masa. Jika sifat Mutakalliman itu berlaku sepanjang masa lalu Allah berfirman kepada siapa lagi? Sedangkan Nabi Muhammad adalah manusia terakhir penerima Wahyu?
Hanya ingin mencari Tahu.

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

Comments

📯POPULAR POST

ABDURRAHMAN AL-GHAFIQI DAN BALA TENTARA YANG CINTA SYAHID BAG 3

ALINSANU SIRRI, WA ANA SIRRUHU, WASIRRI SIFATI WASIFATI LAGHOIRIHI

THOSIN AL-ASRAR FI AL-TAUHID, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

KATA KATA MUTIARA AL GHOZALI

ALLAH BUKAN NAMA DAN MAKNA

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS