DALIL WAHDATUL WUJUD DALAM AL QUR'AN DAN HADISTH

Firman Allah S.w.t.: "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Surah Ghafir/Mu'min: 16)

Maksudnya, seluruh yang wujud di bawah kekuasaanNya. Segala yang wujud tidak akan wujud tanpa izinNya. Maka, wujud yang hakiki, yang berdiri dengan mandiri hanyalah Allah s.w.t. Adapun selain dari Allah s.w.t., pada hakikatnya tidak wujud ('adam). Mereka hanya wujud setelah Allah s.w.t. menciptakan mereka. Maka, kewujudan mereka sebenarnya dengan qudrat dan iradah Allah s.w.t.

Kesatuan penyaksian ini juga sebagaimana dalam Firman Allah s.w.t.: Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah (zat) Allah. Sesungguhnya Allah Maha luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Surah Al-Baqarah :115)

Dalil Wahdatul-Wujud dalam hadisth. Rasulullah s.a.w. bersabda : "Sesungguhnya Allah s.w.t. itu wujud, dan tiada yang wujud bersamaNya. Allah s.w.t. itu wujud dalam keesaan, tanpa bersama dengan selainNya" (Hadisth riwayat Al-Bukhari).

Sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud : "Sebenar-benar perkataan yang pernah diucapkan oleh sya'ir Arab adalah perkataan Labid yaitu :Ketahuilah sesungguhnya semua hal selain Allah ialah batil" (Hadith riwayat Al-Bukhari dan Muslim). Maksudnya, setiap sesuatu selain Allah s.w.t. pada hakikatnya tidak ada. Semua makhluk wujud dengan kekuasaan dan pertolongan Allah s.w.t.

#Catatan bagi orang awam dan para pemikir/penulis yang kering dan dangkal tanpa SULUK

Dijelaskan dalam Tuhfatul Ahwadzi bahwa di zaman tersebut, orang yang berpegang teguh dengan agama hingga meninggalkan dunianya, ujian dan kesabarannya begitu berat. Ibaratnya seperti seseorang yang memegang bara (nyala) api. Bara api tentulah panas dan tentu amatlah sulit mempertahankan genggaman tersebut tanpa membuat tangan melepuh.

Ath Thibiy berkata bahwa maknanya adalah sebagaimana seseorang tidak mampu menggenggam bara api karena tangannya bisa terbakar sama halnya dengan orang yang ingin berpegang teguh dengan ajaran Islam saat ini, ia sampai tak kuat ketika ingin berpegang teguh dengan agamanya. Hal itu lantaran banyaknya maksiat di sekelilingnya, pelaku maksiat pun begitu banyak, kefasikan pun semakin tersebar luas, juga iman pun semakin lemah.

Sedangkan Al Qari mengatakan bahwa sebagaimana seseorang tidaklah mungkin menggenggam bara api melainkan dengan memiliki kesabaran yang ekstra dan kesulitan yang luar biasa. Begitu pula dengan orang yang ingin berpegang teguh dengan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di zaman ini butuh kesabaran yang ekstra.

Itulah gambaran bagi orang-orang yang konsisten dengan ajaran Islam secara kafah saat ini, yang ingin terus menjalankan ibadah sesuai sunnah Rasul , begitu sulitnya dan begitu beratnya.

Acapkali bagi masyarakat awam, orang-orang yang memegang teguh terhadap ajaran ajaran Islam sejati adalah orang-orang yang fanatik. Kadang cacian yang mesti diterima. Kadang dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Kadang jadi bahan omongan yang tidak enak. Bahkan parahnya sampai-sampai ada yang nyawanya dan keluarganya terancam.

Melawan arus, dimana kita mencoba menjadi orang baik disaat menjadi salah adalah sesuatu yang wajar, tentu mendapat konsekuen yang tidak mengenakkan dalam kehidupan bermasyarakat. Demikianlah resikonya.

Namun nantikan balasannya di sisi Allah SWT yang luar biasa andai mau bersabar.
Ingatlah janji Allah SWT,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10).

Sebagaimana disebut dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim karya Ibnu Katsir, Al Auza’i menyatakan bahwa pahala mereka tak bisa ditimbang dan tak bisa ditakar. Itulah karena saking banyaknya. Ibnu Juraij menyatakan bahwa pahala mereka tak bisa terhitung (tak terhingga), juga ditambah setelah itu. Inilah masa dimana orang-orang yang berpegang teguh dalam Islam bagai memegang bara api.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ

“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan). Baca Juga : Penjelasan-ulama-ulama-sufi-tentang

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

Comments

📯POPULAR POST

ALLAH BUKAN NAMA DAN MAKNA

ADAB SALIK TERHADAP MURSYID

MAULANA JALALUDDIN RUMI : LABEL GURU SUFI YANG TERMASYHUR DENGAN SYAIR-SYAIR

TUHAN TIDAK BERZAT BERSIFAT BERASMA DAN BERAF'AL

MAULANA JALALUDDIN RUMI TASAWUF CINTA : MEMINDAHKAN MANUSIA DARI BAYANGAN HAKIKAT KEDALAM BAYANGAN TUHAN (4)

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS