IMAM ALI : JANGANLAH KALIAN BODOH DENGAN TIDAK MENGETAHUI HAKIKAT DIRI KALIAN

Maulana Jalaluddin Rumi menegaskan bahwa adalah sangat tidak gampang untuk menjelaskan masalah - masalah yang berkaitan dengan aspek hakikat kehidupan kepada khalayak ramai / kaum awam karena tingkat pengetahuan mereka masih belum memadai. Hakikat Manusia Dalam Matsnawi Rumi :

“Karena itu, sementara dalam bentuk engkau adalah mikrokosmos,
pada hakikatnya engkau adalah makrokosmos.
Tampaknya ranting itu tempat tumbuhnya buah
padahal ranting itu tumbuh justru demi buah.
Kalau bukan karena mengharap dan menginginkan tubuh,
betapa pekebun itu akan menanam pohon.
Jadi sekalipun tampaknya pohon itulah yang melahirkan buah
(Tapi) pada hakikatnya (justru) pohon itulah yang lahir dari buah.”

Imam Khomeini pernah mengatakan “Menjadi ulama itu gampang tapi menjadi manusia itu amatlah sulit.” Dengan mengetahui esensi manusia akan mengantarkan seseorang kepada pengetahuan akan Tuhan. Manusia adalah makhluk yang unik. Hingga kini fisiknya saja masih diteliti dan masih banyak rahasia yang belum terpecahkan. Telebih lagi dari sisi jiwanya. Yang merupakan inti dari segala hal. Dalam hadis banyak disebutkan tentang keutamaan ma’rifatun nafs ini (pengetahuan tentang hakikat diri). Misalnya, Imam Ali berkata, “Barang siapa yang mengetahui hakikat dirinya, maka dia telah mencapai puncak setiap makrifat dan ilmu.”, “Janganlah kalian bodoh dengan tidak mengetahui hakikat diri kalian, karena kalau kalian bodoh dengan itu berarti kalian bodoh dengan segala hal.”, “Cukuplah pengetahuan seseorang itu kalau mengetahui hakikat dirinya dan cukuplah kebodohannya kalau tidak tahu akan hakikat dirinya.”

Penulis juga menegaskan contoh dalam dunia tasawuf masih saja dikalangan mereka sendiri mengatakan bermakrifat kepada Allah [Meng-Esakan Allah]. Padahal Allah nama kebesaran Tuhan. Dizaman Nabi Ibrahim As dalam tauhid nya mengenal Allah juga disebut Tuhan. Dizaman Nabi Muhammad Saw Tauhid nya mengenal Tuhan ya juga dikatakan ALLAH, hal ini jelas ada didalam Kitab Suci  Al Qur'an. 

Untuk itu kalau ada orang masih mengatakan Makrifat kepada Allah sudah pasti dinyatakan telah gagal paham. Tidaklah kita memperhatikan hadist QUDSI yaitu : Man Arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu . Artinya, “Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya.”

Kalau anda masih fokus prosa bentuk maka anda kehilangan kata kata hakikat. Kalau Tuhan sudah Esa, kenapa  masih ada mengesakan nya. Artinya  anda  tetah gagal bertuhan dan gagal juga memahami  kitab suci. Didalam Kitab Suci  sudah  menjelaskan "Sungguh Tuhanmu Benar Benar Esa" [QS. ASSAFAT 37 : 4]. Baca juga Mengapa-kunjungan-fanspage-menurun

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

Comments

📯POPULAR POST

ALINSANU SIRRI, WA ANA SIRRUHU, WASIRRI SIFATI WASIFATI LAGHOIRIHI

ABDURRAHMAN AL-GHAFIQI DAN BALA TENTARA YANG CINTA SYAHID BAG 3

KATA KATA MUTIARA AL GHOZALI

THOSIN AL-ASRAR FI AL-TAUHID, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

ALLAH BUKAN NAMA DAN MAKNA

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS