BERGABUNG DENGAN KALANGAN SUFI ADALAH FARDHU 'AIN

Bergabung dengan kalangan Sufi/Tasawuf adalah fardhu ‘ain. Sebab tidak seorangpun terbebas dari aib dan kesalahan kecuali para Nabi. (Imam Al-Ghazali). 

Pengalaman Imam Al Ghazali berjumpa dengan Allah dalam mimpi atas bimbingan Guru Mursyidnya menyebabkan beliau sangat yakin dengan ilmu tasawuf yang selama ini tidak menjadi perhatiannya. Pengalaman yang tidak pernah Beliau alami sebelumnya walaupun telah hapal Al Qur’an, ribuan hadist dan berbagai karya ulama-ulama besar. Dan dari keterangan Guru Mursyid beliau ternyata perjumpaan dengan Allah dalam mimpi yang dialami oleh Imam Al Ghazali itu hanyalah fase awal dari perjalanan rohani. Tentu saja pengalaman-pengalaman spiritual yang dialami oleh Imam al Ghazali bisa juga dialami oleh orang lain asal memenuhi rukun dan syaratnya.

Imam al Ghazali berpendapat bahwa sangat penting bagi seseorang yang menempuh perjalan rohani mempunyai seorang Guru Mursyid yang membimbing agar tidak tersesat sebagaimana yang beliau kemukakan :

“Di antara hal yang wajib bagi para salik yang menempuh jalan kebenaran adalah bahwa dia haru mempunyai seorang Mursyid dan pendidikan spiritual yang dapat memberinya petunjuk dalam perjalanannya, serta melenyapkan akhlak yang tercela. Yang dimaksud pendidikan di sini, hendaknya seorang pendidik spiritual menjadi seperti petani yang merawat tanamannya. Setiap kali melihat batu atau tumbuhan yang membahayakan tanamannya, maka dia langsung mencabut dan membuangnya. Dia juga selalu menyirami tanamannya agar dapat tumbuh dengan baik dan terawat, sehingga menjadi lebih baik dari tanaman lainnya. Apabila engkau telah mengetahui bahwa tanaman membutuhkan perawat, maka engkau akan mengetahui bahwa seorang salik harus mempunyai seorang mursyid. Sebab Allah mengutus para Rasul kepada umat manusia untuk membimbing mereka ke jalan lurus. Dan sebelum Rasulullah SAW`wafat, Beliau telah menetapkan para Khalifah sebagai wakil Beliau untuk menunjukkan manusia ke jalan Allah. Begitulah seterusnya, sampai hari kiamat. Oleh karena itu, seorang salik mutlak membutuhkan seorang Mursyid.”

Menurut Imam al Gahazali, pada umumnya manusia tidak bisa melihat penyakit-penyakit jiwa mereka sendiri kecuali orang-orang yang telah terbuka hijabnya dan telah tercerahkan lewat bimbingan Mursyid. Seseorang hanya dapat melihat korotan saudaranya tapi dia tidak bisa melihat kotorannya sendiri. Seorang Mursyid atas karunia Allah mengetahui penyakit-penyakit hati manusia. Oleh karenanya kata Imam Al Ghazali apabila menusia ingin mengetahui penyakit-penyakit jiwanya hendaknya dia duduk dihadapan Mursyid yang mengetahui penyakit-penyakit jiwa dan menyingkap aib-aib yang tersembunyi. Dia harus mengendalikan hawa nafsunya dan mengikuti petunjuk Mursyidnya itu dalam melakukan mujahadah. Inilah sikap seorang murid terhadap mursyidnya atau sikap seorang pelajar terhadap gurunya. Dengan demikian, Mursyid atau gurunya akan dapat mengenalkannya tentang penyakit penyakit yang ada dalam jiwanya dan cara mengobatinya.

Zaman sekarang orang menyibukkan diri dengan mempelajari ilmu-ilmu yang tidak berhubungan dengan dirinya sendiri dan melupakan tentang ilmu mengenal diri. Tasawuf adalah ilmu untuk penyucian hati dan ilmu untuk mengenal diri agar bisa mengenal Tuhan. Tasawuf bukan sekedar ilmu yang dibaca dan dihapal lalu dipraktekkan menurut selera masing-masing. Tasawuf pada intinya adalah ilmu kerohanian yang membutuhkan seorang Master yang ahli untuk membimbing manusia kepada Tuhan. Dialah Mursyid yang bukan hanya mengatakan bahwa Allah itu Esa dengan segala sifat-sifat-Nya tapi juga bisa mengantarkan muridnya langsung bertemu dengan Allah sebagaimana pengalaman Imam Al Ghazali diantarkan kehadirat Allah oleh Guru Mursyidnya.

Beliau lah yang membimbing kehadirat Allah SWT menemukan cahaya dalam kegelapan hati. Tanpa Mursyid, sungguh hanyalah seorang hamba baca yang merasa tahu tanpa bisa merasakan apa-apa.

Semoga Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim akan selalu mengekalkan kita dalam karunia-Nya bersama dengan kekasih-Nya di muka bumi, memberikan kesempatan untuk terus menyaksikan keindahan wajah-Nya, mengizinkan kita untuk terus mendengar firman-Nya yang Maha Menggetarkan. Amiin....BACA : Ada-kekuatan-dalam-niat

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

Comments

📯POPULAR POST

ABDURRAHMAN AL-GHAFIQI DAN BALA TENTARA YANG CINTA SYAHID BAG 3

ALINSANU SIRRI, WA ANA SIRRUHU, WASIRRI SIFATI WASIFATI LAGHOIRIHI

THOSIN AL-ASRAR FI AL-TAUHID, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

KATA KATA MUTIARA AL GHOZALI

ALLAH BUKAN NAMA DAN MAKNA

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS