ILMU ITU ADALAH BAGIAN DARI KALAM ALLAH

Ilmu itu adalah bagian dari Kalam Allah.

Kalam Allah itu berupa Nur (Cahaya) Cahaya yang dimaksud disini bukan cahaya fisik seperti yang dilihat oleh mata atau diteliti para fisikawan, cahaya yang dimaksud disini hanyalah simbol supaya mempermudah orang-orang awam lebih memahaminya.

Kitab suci didalam agama-agama itu juga termasuk Kalam Allah, seperti mushaf Al-Qur'an, sedang Al-Qur'an yang haqiqi itu adalah Qur'an Qodim, Kalamullah yang berupa Nur yang tak berupa fisik, tidak bisa hancur, tidak pernah berubah, KalamNYA itu tunggal, denganNYA.

Ketika KalamNya yang berupa Nur itu diturunkan kepada Musa ia menjadi Taurat, ketika diturunkan kepada Isa ia menjadi Injil, ketika diturunkan kepada Shidarta Ia menjadi Tripitaka, ketika Ia diturunkan kepada Shri Khrisna ia menjadi RigVeda, ketika diturunkan kepada Konfusius ia menjadi WuJing, dan ketika diturunkan kepada Nabi Muhammad ia menjadi Al-Qur'an, ketika diturunkan kepada ulama dan para walinya ia menjadi ajaran, ketika diturunkan kepada para Ilmuwan ia menjadi pengetahuan, pada hakikatnya semua itu adalah Cahaya atau Nur yang sama berasal dari sumber yang Satu.

Adanya kitab-kitab suci yang tertulis (berhuruf) itu sebenarnya ibarat peta perjalanan, agar manusia itu bisa menemukan kitab yang tanpa huruf didalam dirinya yaitu Al-Qur'an qodim, Nur dari Kalamullah.

Sekarang banyak orang yang berselisih faham karena menggunakan mushaf itu sebagai bahan debat, mencela satu sama lainnya, karena berbeda cara memaknainya, akhirnya permusuhan dan kebencian dalam hatinya semakin bertambah, hatinya semakin kotor, akhirnya tujuan hakiki dari mushaf itupun tidak terlaksana, kedamaian tidak tercipta, jiwanya pun tidak tenang.

Temukanlah Qur'an haqiqi itu di dalam dirimu sendiri, itulah yang disebut sebagai Al-Furqon yaitu pembeda antara Haq dan Bathil, Baik dan Buruk, Benar dan Salah, Tanpa Qur'an yang haqiqi maka mushaf Al-Qur'an itu akan difahami dengan cara yang salah.

Temukan dan carilah bukti akan kebenaran dari apa yang engkau yakini. Agama memang banyak bicara tentang hal-hal tidak masuk akal (Irasional). karenanya akal selalu tidak bisa memahaminya. banyak sekali contohnya, diantaranya mukjizat para nabi, ataupun ajaran-ajaran lainnya salah satunya seperti sedekah, ajaran agama mengajarkan dengan bersedekah malah melipat gandakan rizki kita, padahal secara logika, sedekah akan mengurangi harta kita.

Karena itu agama tak akan bisa digapai dengan akal fikiran, harus dengan keyakinan dalam hati. Namun juga tidak boleh taqlid buta, dengan berkata yakin saja, namun tak berusaha mencari "tahu" atau membuktian sendiri melalui pengalaman pribadi. Temukan dan carilah bukti akan kebenaran dari apa yang engkau yakini. Baca Juga : Mutakalliman

Bagaimana caranya?? yang termudah adalah dengan banyak-banyak mengkaji Mushaf Al-Qur'an dan hadits terutama hadits qudsi, lalu engkau fahami, dalam kehidupan sehari2mu, Apakah bersesuaian dengan yang engkau kaji atau tidak dalam mushaf Qur'an.

Mencari bukti-bukti kebenaran Al-Qur'an itu adalah bagian dari "mentafakuri" kitab sucimu, agar engkau tidak yakin kosong, yaitu yakin tapi tidak tahu bahkan tidak memahami yang engkau yakini. seperti orang buta yang yakin bahwa dia sedang menuju kearah barat dan terus berjalan sampai suatu tempat yang dikiranya barat hanya karena mendengarkan "katanya ini katanya itu" sebab dia buta, mana bisa dia tahu "barat" itu sebelah mana. Keyakinannya mungkin saja "benar", namun arah yang dituju bisa saja salah dia justru menuju ke arah timur sebab mengira itu adalah barat, akibat buta mata hatinya. Wallahu a'lam

Related Posts