PULANG HAJI BAWA OLEH-OLEH SYAITAN
Oleh KH Henry Sutopo, Krapyak, penulis buku “Catatan Seorang Santri”
Jangan dianggap Syetan hanya menggoda orang yang sedang maksiat, orang yang sedang beribadah juga akan menjadi sasaran tembak si Syetan tapi tidak banyak orang yang faham dan merasakan termasuk yang sedang mengerjakan ibadah Haji.
Salah satu modus Tipu Daya Syetan (Ghuruurusysyaiton) adalah menggoda manusia untuk meninggalkan SKALA PRIORITAS (Al aham tsummal aham).
Manusia disibukkan dengan hal-hal yang sunnat lantas menyepelekan hal-hal yang wajib. Demikian pula ketika orang pulang Haji. Syetan akan menggodanya dengan cara: Aku harus bisa Haji kembali…Aku Rindu Ka’bah..dst.
Ia tidak menyadari bahwa haji yang wajib hanya sekali seterusnya adalah Sunnat. Maka Ia akan berusaha untuk berhaji kembali dengan meninggalkan kerabat dan tetangganya yang fakir miskin tapi tidak pernah ia tengok dan ia santuni.
Kata Ibnu Abbas RA : Sayakhruju qoumun fii aakhirizzaman yazuuruuna ilaa baitillaah lisahlirrizqi wa ghoirihi…wayarji’uuna mahruumiina.
“Akan datang suatu kaum pada akhir zaman, mereka berziarah ke Baitullah berulang-ulang, karena mudahnya mencari rezeki atau sebab lainnya, tetapi mereka pulang terhalang atau tidak mendapat pahala apapun.”
Bisa pula pulang Haji ia digoda Syetan lewat Alkibru bil ‘ilmi, sombong dengan ilmunya. Ia merasa sudah mengetahui Islam dengan sempurna, karena sudah pernah datang di tempat asal usul Islam, bahwa baca Al Fatekhah itu yang benar tanpa Basmalah Jahr. Puji-pujian di Masjid dilarang karena ia tidak mendengar itu di Makkah dan Madinah dsb…
Syetan akan menggodanya juga via Al kibru bil ‘amal wal ‘ibaadah, sombong dengan amal ibadahnya.
Ia merasa sudah PASTI masuk surga, memandang orang yang belum haji levelnya di bawahnya.
Kartu namanya diganti semua dengan tambahan Haji atau Hajjah, bahkan ia merasa tersinggung jika ada yang memanggilnya tanpa titel Hajji/Hajjah…
Sebelum berangkat haji masih mau hadir dan berkumpul dengan jamaah yang berbagai macam levelnya, tapi setelah haji hanya mau hadir dan berkumpul dengan sesama jamaah haji, bahkan Pengajian RT sudah malas hadir karena itu tidak LEVEL. Astagfirullah.
Sayapun lantas bertanya-tanya, jangan-jangan dulu pulang haji, saya juga bawa oleh-oleh SYETAN yang sekarang sedang …NONGKRONG di kepalaku…! Baca juga : Para-wali-perbedaannya-ibarat-lebah
(Diambilkan dari Buku Catatan Seorang Santri karya KH Henry Sutopo)
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Comments
Post a Comment
SILAHKAN BERKOMENTAR SESUAI DENGAN TOPIK ISI ARTIKEL YA .......