MUDAH DIADU DOMBA DENGAN SENTIMEN AGAMA

Jika saya berbicara agama, bukan tujuan saya mengkritik ajaran agama, atau menjauhkan kalian dari ajaran agama, tujuan utama saya agar kalian yang berteman denganku di facebook ini mau berfikir, khususnya bagi mereka yang berpendidikan tinggi yang sekolahnya sampai luar negeri tapi pikiran keagamaannya masih belum dewasa, yang masih mudah terhasut dan gampang marah dan mudah diadu domba dengan sentimen agama.

Orang yang tidak mau memahami hakikat agama cenderung menjadi orang yang fanatik berlebihan dan cenderung menganggap hanya ajaran agamanya yang paling benar, dan menganggap keyakinan orang lain sebagai musuh, saling bermusuhan memperebutkan Tuhan siapa yang paling benar dan berdebat antar agama untuk mendapatkan pengakuan kebenarannya, Hal ini sangat berbahaya dan sering mengakibatkan bentrok antar pemeluka gama, bahkan bentrok pada sesama agamanya sendiri.

Agama yang saya perhatikan diseluruh dunia sama saja. Sewaktu menjadi minoritas mereka merasa ditekan oleh yang mayoritas, Tetapi begitu menjadi mayoritas giliran mereka yang menekan minoritas, mayoritas menekan yang minoritas hal ini sudah biasa terjadi diseluruh dunia, dan bisa kita lihat contohnya di amerika misalnya, yang presidennya sekarang adalah donald trump yang rasis dimana agama islam menjadi minoritas dan dibatasi ruang geraknya, dan hal ini juga berlaku pada negara yang mayoritas islam, dimana yang mayoritas terkadang menekan yang minoritas.

Ini bukan salah agamanya tapi yang salah adalah manusianya, Karena umumnya agama yang mayoritas dijadikan alat untuk meraih kekuasaan, saat itulah wajah agama berubah menjadi keras, beringas, memaksakan kehendak mereka dengan cara membenci perbedaan. Ini bisa kita lihat salah satunya adalah Islam extremis seperti i.s.i.s di suriah atau budha di myanmar, jangan membenci agamanya karena itu ulah manusianya, dan jangan mudah terprovokasi lalu membalas kepada umat agama diindonesia yang tidak ada sangkut pautnya dengan mereka, juga jangan gampang berkata jihad memerangi mereka, bukan saya tidak peduli dengan saudara kita disana, tapi tanggung jawab kita disini lebih besar, jangan sampai melupakan anak istrimu dan membiarkan mereka kelaparan disini.

Sebagai umat beragama kita harus lebih dewasa dalam hal spiritual, agar kita tidak gampang terhasut dan diadu domba, jadi saat kita menjadi mayoritas harus bisa menghargai perbedaan dan menghormati yang minoritas, untuk kedewasaan spiritual umat buddha mungkin lebih dewasa daripada kita hal ini bisa kita lihat saat patung buddha dipaksa diturunkan ditanjung balai, reaksi umat buddha adalah mengalah pada mayoritas jika hal itu menimbulkan konflik, karena bagi umat buddha, buddha bukan ada pada rupang tapi ada pada hati.

Hal ini akan berbeda jika seumpama terjadi pada umat islam, misalnya jika rupang buddha itu diumpamakan lafad Allah dan Muhammad dimasjid lalu diminta diturunkan oleh umat buddha, pasti reaksinya akan berbeda, karena bagi umat islam simbol agama adalah harga diri yang harus dibela, ini bukan salah agamanya tapi memang ajaran islam umumnya memang diajarkan seperti itu, cara pengajarannya yang berbeda, itu adalah bentuk ungkapan dari rasa cinta mereka terhadap agamanya, jadi antar agama harus saling memahami karakter umat beragama. Baca Juga : Agama-itu-ibarat-dua-sisi-mata-uang

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

Comments

📯POPULAR POST

ALINSANU SIRRI, WA ANA SIRRUHU, WASIRRI SIFATI WASIFATI LAGHOIRIHI

ABDURRAHMAN AL-GHAFIQI DAN BALA TENTARA YANG CINTA SYAHID BAG 3

KATA KATA MUTIARA AL GHOZALI

THOSIN AL-ASRAR FI AL-TAUHID, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

ALLAH BUKAN NAMA DAN MAKNA

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS