PERAN AGAMA

Banyak yang salah paham rupanya dengan tulisan saya sebelumnya tentang agama untuk orang miskin. Ada yang bilang saya menganggap agama tidak penting, dan kalau mau jadi kaya, maka tinggalkanlah agama.

Saya justru mengatakan sebaliknya. Agama sangat penting, khususnya bagi orang miskin dan orang2 yang kehilangan harapan. Tujuan agama memberikan harapan dan penghiburan bagi siapa saja, mau yang kaya atau yang miskin. Hanya saja, orang kaya punya pilihan untuk mengatasi hidupnya, sementara orang miskin tidak. Inilah alasan mengapa orang miskin cenderung lari ke agama.

"Tapi kan banyak orang kaya yang beragama?",  protes seseorang yang tampaknya pengagum artis2 hijrah. Iya, tidak semua orang kaya merasa hidupnya aman (secure). Banyak orang kaya yang gundah, bingung, dan nggak tahu mau ngapain dengan hidup ini. Mungkin mereka kurang baca atau kurang gaul, sehingga solusi yang mereka ketahui cuma satu: agama. Makanya mereka lari ke sana. Orang-orang kaya yang sering baca buku, bergaul dengan lingkungan yang sehat, dan paham arti kehidupan ini, pasti punya pilihan lain.

Dalam studi Inglehart, tidak semua warga di negara-negara sejahtera otomatis menjadi ateis. TIDAK. Di negara-negara itu, kecenderungan orang tak beragama cukup tinggi, tapi orang yang masih beragama juga banyak. Yang perlu dicatat, kaum beragama di negara2 sejahtera umumnya punya perilaku dan pemahaman agama yang berbeda dari pemeluk agama di negara2 miskin. Yakni, mereka lebih toleran terhadap isu2 yang sering disikapi kaum beragama secara hitam-putih atau hidup-mati.

Kaum beragama di negara2 Nordik (Denmark, Swedia, Norwegia, Finlandia) umumnya sangat toleran dengan isu2 seperti homoseksualitas, aborsi, kesetaraan perempuan, dan perceraian. Di negara2 miskin, kaum beragamanya menganggap isu2 ini secara hidup dan mati. Hampir semua kaum beragama di negara2 Muslim tak bisa menerima homoseksualitas. Baca Juga : Kebenaran-yang-brutal

Di bawah ini, Peta Budaya Dunia, yang dibuat oleh Inglehart dan Welzel, yang menggambarkan korelasi antara agama dan kesejahteraan. Di antara budaya2 dunia (di mana agama menjadi basisnya), Protestantisme adalah agama yang paling cocok dengan nilai-nilai sekular dan kesejahteraan. Diikuti berikutnya oleh Konghucu, Budha, Katolik, Ortodoks, dan Hindu. Islam adalah agama yang paling tidak kompatibel dengan kesejahteraan dan nilai-nilai sekular. Posisinya ada di bagian paling bawah dan cenderung ke kiri. Itulah seburuk-buruk tempat di dunia. Semoga bisa dipahami. Penulis FB Oleh : Luthfi Assyaukanie

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

Comments

📯POPULAR POST

ABDURRAHMAN AL-GHAFIQI DAN BALA TENTARA YANG CINTA SYAHID BAG 3

ALINSANU SIRRI, WA ANA SIRRUHU, WASIRRI SIFATI WASIFATI LAGHOIRIHI

THOSIN AL-ASRAR FI AL-TAUHID, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

KATA KATA MUTIARA AL GHOZALI

ALLAH BUKAN NAMA DAN MAKNA

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS