SEMANGAT PERUSAHAAN MENETAPKAN ETOS KERJA YANG TINGGI
![]() |
GAMBAR SUMBER |
Etos kerja merupakan fondasi dari sukses yang
sejati dan autentik. Keberhasilan dipengaruhi oleh perilaku manusia, terutama
sesuatu yang lebih dikenal dengan sebutan etos kerja. Perilaku ini berfungsi
sebagai motivasi, kebiasaan (habit),
dan budaya kerja. Kata etos mengandung pengertian tidak hanya sebagai perilaku
khas dari sebuah organisasi atau komunitas, tetapi juga mencakup motivasi yang
menggerakkan mereka, karakteristik utama, spirit dan pikiran dasar, kode etik,
moralitas, pedoman berperilaku, sikap, aspirasi, keyakinan, prinsip, serta
standar bagi para pelakunya.
Etos kerja didasari oleh perilaku positif
seseorang yang mengedepankan kemauan dan tanggungjawab dari bersantai tanpa
berusaha. Setiap orang memiliki etos kerja yang berbeda dan unik. Sebab etos
kerja tersebut terbentuk oleh suatu proses yang cukup panjang. Etos kerja pada
mulanya lahir dari sebuah kebiasaan seseorang selama hidupnya. Etos keja juga
bisa terbentuk oleh pengaruh dari lingkungan tempat seorang itu hidup. Rumah,
pendidikan, lingkungan social kemasyarakatan, ajaran agama, tradisi, dan system
nilai dari norma-norma masyarakat, serta lingkungan kerja juga membantu
terbentuknya etos kerja seseorang. Hal-hal tersebut menjadikan pekerja yang
memiliki profesionalisme tinggi.
Berawal dari kata etos kerja lahirlah etika.
Fungsi atau peranan etika di dalam kehidupan masyarakat berkaitan dengan tata
cara bertingkah laku. Pada umumnya, hal tersebut disebut sebagai akhlak atau segala
hal yang menjadi ukuran baik-buruk sifat dan perilaku seseorang. Etika juga
sangat dekat pengertiannya dengan moral. Oleh karena itu, moralitas seorang
pekerja di lingkungan pekerjaan akan memperteguh tingkat etos kerja yang
dimilikinya. Alhasil, apabila etos kerja berfungsi dengan baik dan
berkesinambungan maka akan melahirkan pekerjaan yang maksimal sekaligus hasil
kerja memuaskan.
Individu atau kelompok masyarakat yang
memiliki etos kerja rendah ditunjukkan ciri-ciri sebaliknya. Beberapa diantaranya
ialah kerja dirasakan sebagai suatu hal yang membebani diri, kurang dan bahkan
tidak menghargai hasil kerja manusia, memandang pekerjaan sebagai suatu
penghambat dalam memperoleh kesenangan, kerja dianggap sebagai bentuk
keterpaksaan, serta aktivitas bekerja hanya dihayati sebagai bentuk rutinitas
hidup. Jika hal ini terus berkelanjutan pada satu atau sekelompok orang maka
hasil dari usaha tidak akan optimal, bahkan sampai pada taraf sia-sia. BOTOL KOSONG TAK BERKESUDAHAN
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Comments
Post a Comment
SILAHKAN BERKOMENTAR SESUAI DENGAN TOPIK ISI ARTIKEL YA .......