SYAIKH SITI JENAR : BUKANKAH KITA SESAMA MAYAT TIDAK ADA YANG HARUS DIPATUHI

Sang Wali Nyentrik, Syaikh Siti Jenar, menghadirkan kearifan spiritual Islam di Tanah Jawa. Tujuan utama ajaran Syaikh Siti Jenar adalah mengajak manusia selalu tumbuh berkembang seperti pohon Sidratul Muntaha; selalu aktif, progresif dan positif; membangkitkan Ingsun Sejati melalui Tauhid Al-Wujud atau yang dikenal secara lokal dengan Manunggaling Kawula-Gusti.

Gerakan yang dilakukan Syaikh Siti Jenar bersumbu pada pembebasan kultural, pembebasan kemanusiaan dari kungkungan struktur politik berdalih agama sekaligus pembebasan dari pasungan keagamaan yang formalistik.

MARI KITA SIMAK SERAT EMPAT PULUH DUA DARI SITI JENAR............

“Bonang, kamu mengundang saya datang di Demak. Saya malas untuk Datang, sebab saya merasa tidak di bawah atau diperintah oleh siapapun, kecuali oleh hati saya. Perintah hati itu yang saya turutinya, selain itu tidak ada yang saya patuhi perintahnya. Bukankah kita sesama mayat? Mengapa seseorang memerintah orang lain? Manusia itu sama satu dengan yang lain, sama-sama tidak mengetahui siapa Hyang Sukma itu. Yang disembah itu hanya nama-Nya saja. Meskipun demikian ia bersikap sombong, dan merasa berkuasa memerintah sesama bangkai.” <Serat Syaikh Siti Jenar, Ki Sasrawijaya, Pupuh VII Asmarandana, 50-51>.

Ihsan berasal dari kondisi hati yang bersih. Dan hati yang bersih adalah pangkal serta cermin seluruh eksistensi manusia di bumi. Keihsanan melahirkan ketegasan sikap dan menentang ketundukan membabi-buta kepada makhluk. Ukuran ketundukan hati adalah Allah atau Sang Pribadi. Oleh karena itu, sesama manusia dan makhluk saling memiliki kemerdekaan dan kebebasan diri. Dan kebebasan serta kemerdekaan itu sifatnya pasti membawa kepada kemajuan dan peradaban manusia, serta tatanan masyarakat yang baik, sebab diletakkan atas landasan Ke-Ilahian manusia. Penjajahan atas eksistensi manusia lain hakikatnya adalah bentuk dari ketidaktahuan manusia akan Hyang Widhi…Allah (seperti Rasul sering sekali mengatakan bahwa “Sesungguhnya mereka tidak mengerti”).

Karena buta terhadap Allah Yang Maha Hadir bagi manusia itulah, maka manusia sering membabi-buta merampas kemanusiaan orang lain. Dan hal ini sangat ditentang oleh Syaikh Siti Jenar. Termasuk upaya sakralisasi kekuasaan Kerajaan Demak dan Sultannya, bagi Syaikh Siti Jenar harus ditentang, sebab akan menjadi akibat tergerusnya ke-Ilahian ke dalam kedzaliman manusia yang mengatasnamakan hamba Allah yang shaleh dan mengatasnamakan demi penegakan syari’at Islam. Baca juga : Syaikh-siti-jenar-beranggapan-bahwa

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

Comments

📯POPULAR POST

ALINSANU SIRRI, WA ANA SIRRUHU, WASIRRI SIFATI WASIFATI LAGHOIRIHI

ABDURRAHMAN AL-GHAFIQI DAN BALA TENTARA YANG CINTA SYAHID BAG 3

KATA KATA MUTIARA AL GHOZALI

THOSIN AL-ASRAR FI AL-TAUHID, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

ALLAH BUKAN NAMA DAN MAKNA

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS