BAIK DAN BENAR TIDAK NYA AGAMA TERGANTUNG AKHLAK MANUSIA

Terlalu banyak fakta bahwa salah satu konflik terbesar kemanusiaan adalah mengatasnamakan agama.

Pertanyaannya :
Apakah agama lebih mulia daripada Manusia?
Apakah Tuhan lebih menyayangi Agama daripada Manusia?
Apakah Tuhan menciptakan manusia untuk membela Agama?
Apakah Tuhan menghendaki agama untuk membantu Manusia agar menjadi manusia yang baik dan benar?
Jika Tuhan menciptakan agama untuk membantu manusia agar menjadi baik dan benar.
Lalu mengapa manusia justru membunuh manusia dengan alasan Agama? Dimana letak kebaikan dan kebenarannya?

Dan hal ini menjadi kesimpulan bagi diri kita bahwa baik dan benar tidaknya agama tergantung akhlak manusianya, bukan baik dan benar tidaknya manusia tergantung agamanya.

Agama bukanlah sumber kebenaran. Sumber kebenaran terdapat di dalam diri manusia itu sendiri. manusia yang mempunyai sifat luhur dan mulia. Agama hanya menunjukan dimana letaknya sumber kebenaran itu yang berada di dalam diri manusia.

Tuhan menurunkan agama agar manusia bisa memahami baik dan benar didalam dirinya sendiri, bukan menurunkan agama untuk menilai manusia lainnya.

Tuhan menurunkan agama agar manusia mampu mencapai kebenaran sejati, bukan menurunkan agama untuk menilai Manusia lainnya dengan kebenarannya.

Agama tidak akan ada tanpa manusia.
Namun manusia tetap akan ada tanpa agama.

Artinya Manusia adalah Subyek, Agama adalah Obyek.
Untuk apa Obyek dibela jika Subyeknya dihilangkan?

Jika semua Manusia punah karena perang demi Agama, pasti Agama tidak akan ada lagi didunia. karena sudah tidak ada manusianya.

Sudah menjadi sunnatullah di alam ini dengan segala perbedaan, bahkan anak kembarpun secara fisik bisa sama tapi sifatnya bisa berbeda. Kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk sama seperti kita, karena hal itu mustahil, oleh sebab itu janganlah kita selalu mencari perbedaan yang ada karena semuanya pasti berbeda, tapi carilah persamaan yang ada. Baca Juga : Agama-membuat-manusia-beradab

Jangan menilai Agama lebih tinggi nilainya daripada menilai Manusianya sendiri. Dan jangan menganggap membela agama lebih baik daripada menjaga "nama baik" Tuhan itu sendiri. Tuhan mencintai seluruh manusia, bukan mencintai agama. Karena Tuhan sendiri tidak membeda bedakan agama.

Buah pemahaman agama adalah perilaku yang menyatu dengan kehendakNya, bukan menyatu dengan kehendak nafsu, yang cenderung merusak alam.

Puncak ajaran agama adalah kesadaran sejati dan Cinta yang menghubungkan setiap manusia dengan manusia yang lainnya tanpa melihat agama, ras, dan suku bangsanya.
Wallahu a'lam

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

Comments

📯POPULAR POST

ALINSANU SIRRI, WA ANA SIRRUHU, WASIRRI SIFATI WASIFATI LAGHOIRIHI

ABDURRAHMAN AL-GHAFIQI DAN BALA TENTARA YANG CINTA SYAHID BAG 3

KATA KATA MUTIARA AL GHOZALI

THOSIN AL-ASRAR FI AL-TAUHID, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

ALLAH BUKAN NAMA DAN MAKNA

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS