BIOGRAFI RADEN PAKU (MUHAMMAD 'AINUL YAQIN) SUNAN GIRI

9 sejarah Walisongo gambar Penjelasan cara berdakwah, Biografi.

Walisongo – Nama-nama walisongo yang anda kenal ialah nama sebutan atau julukan. Biasanya dengan sebutan sunan, yang dengan kata lain orang yang dimuliakan. Umumnya yang dinamakan sunan masih ada silsilah keturunan kerajaan, baik secara langsung maupun sesudah generasi dibawahnya. Nah, dari sekian tidak sedikit sunan-sunan yang menyebarkan agama islam di nusantara, terdapat 9 sunan yang dinamakan walisongo atau wali sembilan. Wali sendiri berarti duta atau wakil. Sedangkan dalam doktrin islam dikenal kata waliyullah atau waliallah yang dengan kata lain orang yang beriman dan bertakwa, pelindung dan bisa dipercaya. Para wali-wali ini mendedikasikan mereka di jalan Allah untuk menyuruh orang beriman untuk Allah dengan kerelaan, kelembutan dan tanpa paksaan. Begitu juga dengan walisongo yang menyebarkan agama islam di pulau Jawa. Para wali itu mempunyai riwayat dan pun tempat dakwah tersendiri. Selain tersebut setiap wali pun menitipkan wasiat dan pun peninggalan terhadap umat islam di nusantara. Sehingga nama-nama walisongo tersebut disematkan dalam sejarah persebaran islam di nusantaraLalu bagaimana sejarah, lahir, atau penjelasanmya tentang para wali tersebut berikut peniggalannya dan cara mereka menyebarkan agama islam di indonesia, kami akan mengulas nya.


9. Walisongo Sunan Giri (Raden Paku / Muhammad Ainul Yakin)
Walisongo Sunan Giri (Raden Paku / Muhammad Ainul Yakin)
Nama Tokoh   : Raden ‘Ainul Yaqin ( Raden Paku)
Lahir                : Blambangan, 1442 Masehi
Nama Ayah     : Maulana Ishaq
Nama Ibu        : Dewi Sekardadu
Meninggal       : –

Dikenal dengan nama Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden ‘Ainul Yaqin dan Joko Samudra ialah nama salah seorang Walisongo yang berkedudukan di desa Giri, Kebomas, Gresik, Jawa Timur. Ia bermunculan di Blambangan (Banyuwangi) pada tahun Saka Candra Sengkala “Jalmo orek werdaning ratu” (1365 Saka). dan wafat pada tahun Saka Candra Sengkala “Sayu Sirno Sucining Sukmo” (1428 Saka) di desa Giri, Kebomas, Gresik.

Sunan Giri pun adalahketurunan Rasulullah SAW; yaitu melewati jalur keturunan Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja’far Ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad al-Naqib, Isa ar-Rummi, Ahmad Al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali’ Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan), Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar), Maulana Ishaq, dan ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri). Umumnya pendapat tersebut ialah menurut riwayat pesantren-pesantren Jawa Timur, dan daftar nasab Sa’adah BaAlawi Hadramaut.

Sunan Giri adalahbuah pernikahan dari Maulana Ishaq, seorang mubaligh Islam dari Asia Tengah, dengan Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu penguasa distrik Blambangan pada waktu akhir Majapahit. Namun kelahiran Sunan Giri ini dirasakan rakyat Blambangan sebagai pembawa kutukan berupa wabah penyakit di kerajaan Blambangan. Kelahiran Sunan Giri disambut Prabu Menak Sembuyu dengan membuatkan peti tercipta dari besi untuk lokasi bayi dan memerintahkan untuk para pengawal kerajaan guna menghanyutkannya ke laut.

Berita itupun tak lama tersiar oleh Dewi Sekardaru. Dewi Sekardadu berlari memburu bayi yang barusaja dilahirkannya. Siang dan malam menyusuri pantai dengan tidak memikirkan lagi bakal nasib dirinya. Dewi Sekardadupun meninggal dalam pencariannya.

Cara Berdakwah
Setelah tiga tahun berguru untuk ayahnya, Raden Paku atau lebih dikenal dengan Raden ‘Ainul Yaqin pulang ke Jawa. Ia lantas mendirikan suatu pesantren giri di suatu perbukitan di desa Sidomukti, Kebomas. Dalam bahasa Jawa, giri berarti gunung. Sejak itulah, ia dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri.
Pesantren Giri lantas menjadi familiar sebagai di antara pusat penyebaran agama Islam di Jawa, bahkan pengaruhnya hingga ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Pengaruh Giri terus berkembang hingga menjadi kerajaan kecil yang dinamakan Giri Kedaton, yang menguasai Gresik dan sekitarnya selama sejumlah generasi hingga akhirnya ditumbangkan oleh Sultan Agung. Baca Juga : Tujuh-lapisan-alam-atau-martabat-tujuh

Sunan Giri berdakwah melalui teknik ceramah-ceramah di masyarakat dan di pesantren Giri. Di samping ceramah, beliau pun menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam melewati permainan tradisional anak-anak, laksana Jelungan dan Cublak Suweng.

KARYA SUNAN GIRI
Gending Asmaradhana
Gending Pucung
Permainan Jelungan
Permainan Jamuran
Permainan Gendi Gerit
Permainan Jor,
Permainan Gula Ganti
Lagu Cublak-Cublak Suweng
Lagu Lir-ilir
Lagu Tembang Dolanan Bocah. Sumber : jatikom.com

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

Comments

📯POPULAR POST

ABDURRAHMAN AL-GHAFIQI DAN BALA TENTARA YANG CINTA SYAHID BAG 3

ALINSANU SIRRI, WA ANA SIRRUHU, WASIRRI SIFATI WASIFATI LAGHOIRIHI

THOSIN AL-ASRAR FI AL-TAUHID, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

KATA KATA MUTIARA AL GHOZALI

ALLAH BUKAN NAMA DAN MAKNA

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS