SYAIKH SITI JENAR SEBUAH NAMA YANG PENUH MISTERI

SYAIKH SITI JENAR
Syaikh Siti Jenar, adalah sebuah nama yang penuh dengan misteri. Oleh karena itu pandangan  masyarakat Jawa mengenai tokoh Syeikh Siti Jenar bercampur antara mitos (legenda) dan kisah nyata.

Syeikh Siti Jenar merupakan sosok wali Islam-Jawa, yang sampai detik ini masih tetap terkenal, unique, dan tetap kontroversial. Ia merupakan sosok mistik falsafi (dan yang sering dianggap orang ulama syar‟i atau tasawuf-sunni-sufi heretik), pertama dan paling penting dalam literatur Jawa.

Disini menunjukkan bahwa ada beberapa corak tasawuf yang berkembang di kalangan masyarakat Jawa. Dalam sejarah tercatat bahwa di samping Walisanga sebagai pengusung tasawuf sunni, Syeikh Siti Jenar dikenal sebagai penyebar tasawuf falsafi dengan inti ajaran „manunggaling kawula gusti’. Dengan demikian secara garis besar aliran tasawuf yang berkembang pada zaman itu dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tasawuf sunni dan tasawuf falsafi. Tasawuf sunni memagari dirinya dengan al-Qur‟an dan al-Hadits secara ketat dan juga lebih mengedepankan segi-segi praktis, maka termasuk di dalamnya tasawuf akhlaki dan amali. Seperti dalam ayat berikut :

Terjemahnya:

“Katakanlah : "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” (Q.S. An-Nisa: 77).

Terjemahnya:

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujuraat: 13).4

Sedangkan tasawuf falsafi, sebuah konsep ajaran tasawuf yang mengenal Tuhan (ma'rifat) dengan pendekatan rasa dan rasio (filsafat) hingga menuju ketingkatan yang lebih tinggi, dan menuju ke jenjang yang lebih tinggi yaitu wahdatul wujud (kesatuan wujud).

Seperti yang dapat dipahami dalam Q.S. al-Anfaal: 17:

Terjemahnya: “Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mu'min, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Ada sumber yang menyebutkan bahwa Syaikh Siti Jenar hanya manusia biasa yang memiliki keberanian luar biasa. Sebab, dialah satu-satunya orang yang berani mengeluarkan kritik yang sangat pedas terhadap para wali, padahal pada saat itu hegemoni/kekuasaan para wali sangat kuat. Seperti sudah lazim diketahui melalui kisah-kisah para wali, bahwa para wali memiliki hegemoni dan kesaktian yang luar biasa, sehingga seseorang yang berani mengkritik para wali memiliki keberanian luar biasa.

Syeikh Siti Jenar ada yang menganggap sebagai seorang manusia yang juga membutuhkan makanan, mempunyai hati, perasaan, kelemahan, keakuan kesuciaan, sebagaimana manusia lainnya, yang juga mengalami kelahiran, proses, dan kematian. Ada juga yang menganggap sebagai seorang manusia bumi dan membumi. 

Sebagai seorang pemikir, gagasan dan pemikiran keagamaan Syeikh Siti Jenar sesungguhnya dinilai, khususnya oleh kalangan Walisanga, sebagai amat liberal dan kontroversial. Syeikh Siti Jenar dinilai melawan arus besar keagamaan yang dibangun oleh kolaborasi kekuasaan (Kerajaan Demak Bintara pimpinan Raden Fatah) dan elit agamawan yang terdiri atas para wali sembilan. Doktrin yang dianggap baku, dan karenanya tabu di ungkit maupun direkonstruksi oleh siapapun, menjadi semacam patron yang harus ditaati dan diikuti oleh setiap umat Islam. Padahal, sejatinya semua semua yang dianggap tabu tak lain bersifat artifisial, buatan kolaborasi dua kekuatan tadi, yakni kekuasaan Demak dan kalangan Walisongo.

Akan tetapi, Syeikh Siti Jenar dengan pemahaman dan pemikirannya sendiri, mendobrak semua tabu tersebut dengan melawan doktrin dari „atas‟ yang sesungguhnya hanyalah untuk melanggengkan kekuasaan saja. Agama, pada masa itu, menjadi alat untuk melegitimasi dan mempertahankan kekuasaan, dengan para wali sebagai legislatornya. Inilah yang kemudian membuat Syeikh Siti Jenar menghadapi pengadilan tak ringan dari kalangan Walisanga dan Kerajaan Demak Bintara. Dengan alasan mengancam keberlangsungan aliran dan praktik keagamaan yang telah disepakati dan diamalkan selama ini, Syeikh Siti Jenar akhirnya dijatuhi hukuman mati. 

Syeikh Siti Jenar antara lain mengatakan bahwa, dunia adalah neraka bagi orang yang menyatu-padu dengan Tuhan. Setelah meninggal, ia terbebas dari belenggu wadag-nya, dan bebas bersatu dengan Tuhan. Di dunia manunggal-nya hamba dengan Tuhan sering terhalang oleh badan biologis, yang disertai nafsunafsunya. Itulah inti makna nama Syeikh Siti Jenar.

Syeikh Siti Jenar kelihatan lebih menunjukkan simbolisme ajaran utamanya, yakni ilmu kasampurnan, ilmu sangkan-paran ing dumadi, asal muasal kejadian manusia, dan tempat kemana manusia akan kembali. Bahwa manusia secara biologis diciptakan dari tanah merah saja, yang berfungsi sebagai wadah (tempat) persemayaman roh selama di dunia ini. Sehingga jasad manusia tidak kekal, akan membusuk kembali ke tanah. Selebihnya adalah roh Allah, yang setelah kemusnaan raganya, akan menyatu kembali dengan keabadian. Ia di sebut sebagai manungsa sebagai bentuk “manunggaling –rasa” (menyatunya rasa ke dalam Tuhan).

Karena surga dan neraka itu untuk derajat fisik, maka keberadaan surga dan neraka adalah di dunia ini. Secara ma’rifat, dapat dimaknai bahwa kehidupan surga dan neraka sudah dialami manusia sejak di alam dunia ini. Menurut Syeikh Siti Jenar, dunia adalah neraka bagi orang yang menyatu-padu dengan Tuhan. Setelah meninggal, ia terbebas dari belenggu wadag-nya, dan bebas bersatu dengan Tuhan. Di dunia manunggalnya hamba dengan Tuhan sering terhalang oleh badan biologis, yang disertai nafsu-nafsunya. Itulah inti makna nama Syeikh Siti Jenar. Tentu saja tidak dinafikan pendapat ahli syari‟at keagamaan. Sedang secara hakikat, kesenangan hamba di dunia ini adalah ketika berhasil mengendalikan nafsu dan menemukan kondisi kebersamaan dengan Allah, itulah puncak kebahagiaan. Baca Juga : Perjalanan-rohani-kisah-pertemuan-nabi

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

Comments

📯POPULAR POST

ABDURRAHMAN AL-GHAFIQI DAN BALA TENTARA YANG CINTA SYAHID BAG 3

ALINSANU SIRRI, WA ANA SIRRUHU, WASIRRI SIFATI WASIFATI LAGHOIRIHI

THOSIN AL-ASRAR FI AL-TAUHID, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

KATA KATA MUTIARA AL GHOZALI

ALLAH BUKAN NAMA DAN MAKNA

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS