RITUAL NGOPI PARA SUFI MINUMAN PENGHAPUSAN KESUSAHAN

Ritual Ngopi Para Sufi Minuman Penghapus Kesusahan

Cerita rakyat di daerah Abyssinia, sekarang Etiopia mengisahkan, seorang penggembala bernama Kaldi melihat kambing-kambingnya kegirangan setelah memakan buah menyerupai beri merah yang belum pernah dia lihat.

Dia pun mencicipinya dan merasakan efek rasa segar.

Ketika dia memberi tahu orang-orang, popularitas buah ini segera meroket di daerah tersebut.

Tapi tak semua orang berpikir seperti Kaldi.

Para agamawan setempat, yang mencurigai efek energi dari buah itu, segera menganggap gejala tersebut sebagai “pekerjaan setan”.

Barulah setelah tahu buah itu bisa membantu mereka begadang untuk melakukan ibadah, buah yang di kemudian hari dikenal sebagai kopi ini legal dikonsumsi.

Terlepas dari cerita rakyat tersebut, sesungguhnya Kopi telah mendapat tempat di kalangan para ulama-ulama besar sufi.

Beberapa ahli Tasawuf seperti Al Allamah Abdul Qodir Bin Muhammad Al Jaziry dalam kitabnya Umdatus Shofwah fi Hukmil Qohwah membuat komentar secara khusus tentang kopi dan minum kopi.

Sementara sufi besar lainnya seperti seperti Sayyid Syaikh Zakariya Al anshori, Sayyid Syaikh Abdurrohman Bin Ziyad , Sayyid Syaikh Zarruq Al Maliki Al Maghribi, Sayyid Syaikh Abu Bakr bin Salim Attarimi, dan Sayyid Syaikh Abdulloh Al Haddad, memfatwakan kebolehan menyeruput kopi.

Bukan hanya soal fatwa kebolehan meminum kopi, sufi besar, Sayyid Al Allamah Abdurrohman bin Muhammad Al Aidrus menulis secara khusus hukum kopi dan faedah kopi dalam kitabnya Risalah Inusi as-Shofwah bi Anfusi al-Qohwah.

Tradisi ngopi juga mendorong Al Imam Al Faqih Syaikh Bamakhromah mengarang syair tentang kopi yang Syairnya di komentari oleh banyak ulama.

Tak ketinggalan para sufi dari Indonesia turut berkomentar, misalnya, Al-Allamah Syaikh Ikhsan Jampes Kediri dalam kitabnya Irsyadul Ikhwan fi Syurbil Qohwah wa Addukhon, juga Syaikh abdul Qodir Bin Syaikh dalam kitab Shofwatu As Shofwah fi Bayan hukmil Qohwah.

Juga dalam kitab Tarikh Ibnu Toyyib, para ulama tersebut menulis mengenai keutamaan Kopi.

Berikut adalah komentar para ulama besar tentang kopi

Ulama besar multi talenta Al Imam Ibnu Hajar Al Haitami, dalam kitab Syarhul Ubab berkata: “Lalu ketahuilah duhai hati yang gelisah bahwa kopi ini telah dijadikan oleh Ahli shofwah (orang orang yang bersih hatinya) sebagai pengundang akan datangnya cahaya dan rahasia Tuhan, penghapus kesusahan.

Dalam Diwan karya Syaikh Bamakhromah beliau berkata ; “Dalam gelas kerinduan itu membuat orang yang meminumnya berada dalam tingkatan para perindu dan memakaikannya pakaian ahli pecinta dalam kedekatan kepada Allah.

Bahkan jika seandainya diminum oleh seorang Yahudi maka niscaya hatinya akan mendapatkan tarikan hidayah dan inayah Tuhan.”

Al Habib Abdurrohman Shofi Assegaf mengatakan; “…bahwa kopi yang disiapkan oleh para Sufi ini Esensinya untuk menarik Hati kepada Allah SWT maka pahamilah isyarah dan bedakan antara setiap argumentasi”.

Imam Ahmad Assubki juga berkata “Kopi manfaatnya yaitu kira-kira untuk membuat semangat ibadah dan pekerjaan penting juga menghancurkan makanan, agar tidak masuk angin dan menghilangkan dahak yang banyak.”

Dalam Tarikh Ibnu Toyyib dikatakan: “Kopi adalah penghilang kesusahan pemuda, senikmat-nikmatnya keinginan bagi engkau yang sedang mencari ilmu. Kopi adalah minuman orang yang dekat pada Allah didalamnya ada kesembuhan bagi pencari hikmah diantara manusia. Kopi diharamkan bagi orang bodoh dan mengatakan keharamannya dengan keras kepala.”

Sementara itu menurut catatan buku Malamih al-Qahirah, Maqhahi as-Syarq, Qhahawi al-Adab wa al-Fan fi al-Qahirah dan Al-Maqhahi al-Adabiyyah. Minuman kopi tersebar di dunia timur (Timur Tengah) atas jasa sufi besar Abu Bakar Bin Abdullah yang lebih di kenal dengan nama Idrus.

Kemudian tradisi ngopi ini secara masif dikonsumsi dan disebarkan oleh kaum sufi, bahkan Imam as-Syadzili (pendiri tarikat Syadziliyah) mengenalkan minuman ini pada masyarakat Tunisia.

Kemudian dari sini muncul majlis-majlis minum kopi, majlis-majlis ini berada di dalam rumah pribadi dan juga di luar rumah.

Pada waktu itu belum muncul istilah “maqha/kafe/kedai kopi” seperti sekarang.

Sebenarnya majlis-majlis ini sudah ada sebelum minuman kopi dikenal sebagai tempat khusus untuk menikmati minuman jenis lain.

Namun ketika minum kopi menjadi tradisi masyarakat, kemudian majlis-majlis tersebut berubah menjadi majlis kopi. Baca Juga : Pengertian-kinerja-secara-etimologi

Kaum sufi sendiri memiliki majlis kopi yang menjadi tempat mereka berkumpul melaksanakan berbagai kegiatan.Bagi kaum sufi kopi membantu mereka dalam mendirikan shalat dan dzikir malam selain juga membantu mereka dalam mengaji yang tertulis dan yang tak tertulis (jiwa, lingkungan dan alam semesta). 

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

Comments

📯POPULAR POST

ABDURRAHMAN AL-GHAFIQI DAN BALA TENTARA YANG CINTA SYAHID BAG 3

ALINSANU SIRRI, WA ANA SIRRUHU, WASIRRI SIFATI WASIFATI LAGHOIRIHI

THOSIN AL-ASRAR FI AL-TAUHID, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

KATA KATA MUTIARA AL GHOZALI

ALLAH BUKAN NAMA DAN MAKNA

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS