GURU TASAWUF CINTA PLATONIK MAULANA JALALUDDIN RUMI (2)

Pemikiran seseorang tidak bisa lepas dari pengaruh sosial-budaya yang berkembang pada masa dia hidup, sebab manusia selalu akan terinspirai oleh realitas yang ada di sekitarnya baik itu pemikiran, tokoh, bahasa dan sejarah yang oleh al-Jâbirî disebut al-thaqâfah al-jinsisyyah. Hal inilah yang akhirnya mampu membentuk tradisi berfikir seseorang. Tradisi di sini dapat dimaknai sebagai sebuah nalar dominan yang menjadi stake holder menalar sesuatu, yang nantinya mampu membimbing seseorang untuk membaca realitas dan membentuk cara pandang yang ada di sekitarnya. 

Dalam perjalanannya nalar dominan ini akan selalu berbenturan dengan nalar aktif. Pertarungan antar keduanya inilah yang akhirnya memunculkan sebuah pemikiran. Pemikiran Rûmî tentang tasawuf adalah sebuah ingredient dari beberapa unsur pemikiran orang-orang di sekitarnya, pelacakan terhadap pengaruh pemikiran orang-orang di sekitar Rûmî akan sangat membantu kita dalam melacak akar genealogis pemikiran Tasawuf Rûmî, mereka adalah:

1. Baha' Walad

Kontribusi yang paling signifikan dalam pemikiran tasawuf Rûmî adalah dari Ayahnya sendiri yaitu Baha' Walad, dia adalah salah satu pemimpin teolog dan guru sufisme di Balkh. Sebagai seorang ahli Fiqih sekaligus sufi, Baha' memiliki pengetahuan eksoteris yang berkaitan dengan hukum Islam (sharî‘ah), maupun esoteris yang berkaitan dengan tarîqah (Tasawuf). Berkaitan dengan yang pertama, dia mengajarkan pada setiap Muslim tentang bagaimana caranya menjalankan kewajiban-kewajiban agama. Sedangkan dalam kaitanya dengan yang kedua dia mengajarkan bagaimna caranya melalui disiplin-disiplin tertentumenyucikan diri dan meraih kesempurnaan rohani.

Baha' Walad juga sempat memunculkan sebuah kitab tentang tasawuf yang berjudul Ma‘ârif: kitab ini biasa dipelajari dalam sebuah keluarga dan diilhami spiritualitas sampai saatnya Jalâl al-Dîn Rûmî lahir dan buku ini pula yang menjadi pelajaran pertamanya belajar tentang spiritualias. Karena kepiawaiannya dalam bidang fikih dan Tasawuf pula dia akhirnya memenuhi undangan dari Kesultanan Rum Saljuq untuk menjadi tenaga pengajar di kota tersebut.

2. Burhân al-Dîn Tirmîdhî

Dia adalah salah satu murid Bahâ„ Walad tinggal di Khurasan yang kemudian datang ke Rum Saljuq untuk menemui Rûmî. Sejak pertemuan Rûmî dengan murid ayahnya ini, Rûmî banyak mewarisi ajaran spiritual ayahnya dan mulai menyelami rahasia-rahasia tasawuf. Rûmî belajar pada Burhanuddin selama tiga tahun, perkenalannya dengan tokoh-tokoh sufi besar dimulai semenjak Burhanuddin mengenalkan pada Rûmî beberapa tokoh-tokoh besar tasawwuf yang sudah ada sebelumnya. Burhân al-Dîn kemudian wafat pada tahun 638 H/1241 M dan dimakamkan di Kaisari.

3. Shams al-Dîn Tabrîzî

Tokoh satu inilah yang akhirnya banyak mengilhami Rûmî dalam berperilaku sebagai seorang sufi. Dalam beberapa literatur buku disebutkan pertemuan antara Rûmî dan Shams al-Dîn ini sangat misterius, pertemuan ini terjadi ketika Rûmî benar-benar digelisahkan oleh tingkah laku manusia yang selalu berubah-ubah, dan pada akhirnya ia mengambil kesimpulan bahwa pengetahuan tidak bisa merubah seorang manusia.

Pada saat Rûmî mengalami kegelisahan itulah di Konya datang seorang darwish, seorang suci pengembara dari Tabriz, namanya Shams al-Dîn Tabrizi, umurnya dua puluh tahun lebih tua dari Rûmî. Kedatangan Syams memainkan peranan penting bagi kehidupan Rûmî.

Shams al-Dîn adalah seorang pribadi yang kuat dengan perilaku aneh yang membuat orang-orang terkejut dengan teguran-teguran dan kata-katanya yang kasar. Ia pernah mengatakan bahwa dirinya telah mencapai tahap keberadaan yang terkasih, bukan lagi tahap sang kekasih. Ia adalah seorang darwish yang aneh, kharismanya luar biasa, pikiran-pikiranya kritis, radikal, dan brillian. Ia adalah sufi yang tidak punya hubungan secuilpun dengan gerakan sufi konvensional. Pemahamanya tentang Tuhan dan Manusia, kesadaran kosmik dan ma'rifatnya luar biasa mendalam. Inilah yang sangat memikat Rûmî.

Rûmî seakan-akan menemukan sesuatu yang telah lama ia cari, dalam diri Shams al-Dîn. Demikian pula Shams al-Dîn menjumpai sesuatu yang telah lama ia cari pada diri Rûmî. Keberadaan Shams al-Dîn ini benar-benar banyak merubah arah kehidupan Rûmî, dari seorang ahli hukum yang tenang menjadi seorang pecinta yang mabuk. Selama bersama Shams al-Dîn Rûmî banyak menelantarkan pekerjaanya sebagai seorang guru spiritual sehingga para muridnya banyak yang terbengkalai dan tidak terurus, Rûmî lebih suka berasyik-masyuk bersama Shams al-Dîn untuk memperdalam kajian kecintaan pada yang terkasih. 

Hal ini akhirnya menimbulkan kekhawatiran pada murid-muridnya terlebih lagi putra Rûmî yaitu ; Sultan Walad. Banyak dari para pengagum Rûmî dan para murid-muridnya merasa cemburu dan marah atas sikap Shams al-Dîn yang dilakukan bersama gurunya.

Karena merasa risih dengan pandangan orang-orang di sekitar Rûmî kemudian secara diam-diam Shams al-Dîn meninggalkan Konya pada tahun 643 H/1246 M. Melihat kenyataan ini Rûmî terasa amat terpukul dengan kepergian Shams al-Dîn, dia merasa kehilangan cahaya hidup yang membimbingnya. Kemudian Rûmî mengutus putra dan beberapa muridnya untuk mencari Syams dan memintanya kembali ke Konya. Akhirnya pada tahun 644 H/1247 M Shams al-Dîn memutuskan untuk kembali ke Konya, akan tetapi Shams al-Dîn tidak bertahan lama kemudian setelah itu dia benar-benar menghilang untuk selama-lamanya. Kepergian Syams yang kedua inilah merupakan peristiwa paling parah yang menimpa Rûmî, dia merasa sebagian tubuhnya hilang bersama kepergian Shams al-Dîn.

Tak dapat diragukan lagi pengaruh Shams al-Dîn pada Rûmî amatlah nyata dan besar. Bagi Rûmî Shams al-Dîn bukan hanya sekadar guru spiritual, akan tetapi sebagai teman dan juga media untuk memantapkan jalan cintanya kepada yang terkasih Allah SWT. Bagi Rûmî Shams al-Dîn lebih mirip seorang utusan Tuhan yang diutus untuk menyampaikan pengaruh spiritual dalam arti untuk melahirkan kedalaman kontemplasi Rûmî dalam bentuk syair. Persahabatan yang diberikan Shams al-Dîn itu sangat kuat sehingga mampu mengubah seorang Guru yang bijaksana menjadi seorang penyair estetik.

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

Comments

📯POPULAR POST

ABDURRAHMAN AL-GHAFIQI DAN BALA TENTARA YANG CINTA SYAHID BAG 3

ALINSANU SIRRI, WA ANA SIRRUHU, WASIRRI SIFATI WASIFATI LAGHOIRIHI

THOSIN AL-ASRAR FI AL-TAUHID, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

KATA KATA MUTIARA AL GHOZALI

ALLAH BUKAN NAMA DAN MAKNA

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS