MENGENAL TUHAN DALAM PERSPEKTIF TAUHID WUJUDI

Ketahuilah Tuhan itu Wujud yang Absolut yang tunggal (Wahdatul Wujud). Karena tidak bisa dikenal hakikat-Nya hanya melalui pikiran yang relatif.

Mengenal Tuhan melalui pikiran laksana melihat obyek melalui bayangan sebuah cermin. Jadi tergantung cerminnya. Kalau cerminnya utuh dan bening maka terhadap objek yang tunggal akan tetap terlihat tunggal.

Akan tetapi jika cerminnya pecah, pecah tiga umpamanya, maka maka obyek yang tunggal akan terlihat tiga.  Begitu juga jika pecah menjadi banyak, maka obyek tunggal akan terlihat banyak.

Itulah sebabnya dalam disiplin teologi/ilmu ketuhanan didapati banyak konsep ketuhanan. Diatanranya:

1. Ada Polyteisme/Tuhan itu banyak

2. Ada Henoteisme/ada diagungkan di antara Tuhan yang banyak sebagai Maha Dewa

3. Ada Monoteisme/Tuhan itu Tunggal tidak dan terpisah dari alam [Imanen]

4. Ada Panteisme/semua keberadaan adalah tampilan dari sifat Tuhan.

Dalam Islam jalan untuk mengenal Tuhan adalah melalui Tauhid. Namun demikian dalam Islam sendiri meski Tuhannya sama yaitu Allah, rujukannya juga sama alqur’an dan hadits, akan tetapi ada perbedaan dalam konsepnya, ada banyak aliran yang berkembang, seperti As’ariyah, Muktazilah, Qodariyah, Jabariyah, dan Mujassimah.

Padahal Tuhan itu Esa adanya [Ahadit Dzat] sebagaimana yang telah dikonseptualisasikan oleh beberapa ulama sufi. Syeikh Al-Junaid Al-Baghdadi menjelaskakan:

التوحيد إفراد الموحد بتحقيق وحدانيته بكمال أحديته أنه الواحد الذي لم يلد ولم يولد، بنفي الأضداد والأنداد والأشباه بلا تشبيه ولا تكسف والتصوير ولاتمثيل ليس كمثله شيء وهو السميع البصير..

“Tauhid adalah menunggalkan yang Maha Tunggal (Muwahid) dengan mewujudkan Wahdaniyah-Nya lewat Kamilah (ke-Maha Kesempurnaan) Ahadiyah-Nya. Bahwa Dia-lah yang Wahdah, yang tiada beranak dan tidak diperanakkan. Kontra terhadap antagoni, tanpa keraguan dan keserupaan, tanpa upaya penyerupaan, tanpa bertanya bagaimana, tanpa tashawur (penggambaran), tanpa  pemisalan dan tidak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya. Dan Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.”  

Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali  menjelaskan

انظر بعين التوحيد المحض وهذا النظر بعرفك قطعاً أنه الشاكر وأنه المشكور وأنه المحب وأنه المحبوب وهذا نظر من عرف أنه ليس الوجود غيره وأن كل شيء هالك إلا وجهه وأن ذلك صدق في كل حال ازلا وأبدا، لأن الغير هو الذي يتصور أن يكون له بنفسه قوام، ومثل هذا الغير لا وجود له بل هو محال أن بوجد إذ الموجود المحقق هو القائم بنفسه، وما ليس له بنفسه قوام فليس له بنفسه وجود بل هو قائم بغيره فهو موجود بغيره فإن اعتبر ذاته ولم يلتفت إلى غيره لم يكون له وجود البتة، وانما الموجود هو القائم بنفسه والقائم بنفسه هو الذي لو قدر عدم غيره بقي موجوداً فإن كان مح قيامه بنفسه يقوم بوجوده وجود غيره فهو قيوم، ولا قيوم إلا واحد، ولا يتصور أن يكون غير ذلك، فإذن ليس في الوجود غير الحي القيوم وهو الواحد الصمد

“Pandanglah dengan mata tauhid yang murni bahwasanya Dia (Allah) adalah Dzat yang bersyukur dan Dia itu yang berhak atas yang masykur (yang disyukuri). Dia yang mencintai dan dicintai. Ini adalah syuhud/pandangan orang yg mengetahu. Bahwa tidak ada sesuatu pun yang wujud selain Dia. Dan setiap sesuatu itu pasti binasa, kecuali Dzat-Nya.

Dan yang demikian itu benar di dalam setiap hal, baik dalam Azali dan Qadim-Nya. Karena sesungguhnya yang lain dari Al-Haq itu yang tergambar bahwasanya ada baginya yang berdiri sendiri dan contoh yang lain ini tidak akan wujud bagiNya, bahkan mustahil baginya akan wujud. Karena yang wujud hakiki ialah Yang berdiri Dengan Sendiri-Nya. Dan selain Dia tidak ada baginya berdiri sendiri. Maka tidak ada baginya wujud. Bahkan ia yang berdiri dengan Sebab yang lainnya, niscaya ia tidak akan wujud sama sekali.

Hanya saja yang telah wujud adalah Al-Qaim Binafsihi. Jikalau diumpamakan yang lain tidak ada lagi, maka Dia tetap Baqa (kekal) ada-Nya. Jikalau beserta berdiri sendiri-Nya, berdiri pula wujud lainnya dengan sebab Wujud-Nya, maka Dia itu Al-Qayyum (Maha Berdiri) dan tidak ada yang Al-Qayyum selain yang Ahadiyah dan tidak tergambar bahwa ada yang lain. Jadi, tidak akan wujudlah Yang Maha Hidup dan berdiri sendiri. Dialah Yang Maha Esa dan Tempat Meminta.”

Al-Imam Shadruddin Al-Qunawi menjelaskan

والحق سبحانه من حيث وحدة وجوده لم يصدرعنه إلا الواحد لا ستحالة إظهار الواحد غير الواحد وذلك عندنا هو الوجود العالم المفاص على أعيان المكونات ما وجد منها وما لم يوجد مما سبق العلم بوجود وهذا الوجود مشترك بين القلم الأعلى الذي هو أول موجود المسمى أيضاً بالعقل الأول وبين سائر الموجودات

“Al-Haq Subhanallah wa Ta’ala dari sisi ketunggalan Wujud tidak akan muncul kecuali yang Wahdah (Tunggal). Sebab, mustahil kenyataan Wahdah pada selain yang Wahdah dan Sesungguhnya wujud alam yang membias pada segala wujud alam Semesta baik apa yang ditemukan atau tidak termasuk sesuatu yang telah dahulu wujud alam yaitu wujud mustyarak (ambigu) yang terbagi pada Qalam a’ala (tertinggi) sebagai awal Maujud yang bernama Aqal Awwal sebagai pusat kejadian segala Maujud alam semesta.”

Hanya para arif/resi/genoses yang benar mengenal Tuhan. Mereka para al Arif Billah mengenal Tuhan dengan mata hati [Bashirah]. Dan untuk itu harus bisa melampaui pikiran dan hawa nafsu.

Agar bisa melampaui pikiran dan hawa nafsu dalam mengenal Tuhan inilah maka didalam Agama Islam disediakan dua jalan:

1. Jalan syariah/eksoteris

2. Jalan thariqoh/esoteris

Melalui jalan thariqoh dengan melakukan disiplin kerohanian yang ketat serta dibimbing oleh Mursyid Murrobi/guru master yang sejati. Maka para pejalan spiritual/salik akan sampai pada tujuan dari segala tujuan yaitu kesadaran Tauhidul Wujud. Baca Juga : Hikmah-dibalik-kisah-sufi-hidup-ibarat

Orang-orang yang telah sampai pada kesadaran tauhidul wujud mereka akan merasakan pengalaman Ketuhanan Yang Sama yang disebut dalam istilah tasawuf dengan Syuhudul Wahdah fil Katsrah/Melihat yang Tunggal dalam yang banyak dan Syuhudul Katsrah fil Wahdah/Melihat yang banyak dalam yang Tunggal.

Dalam Filsafat Ketuhanan, Tuhan dinyatakan bersifat Absolute Relatively. Sebagai wujud yang hakiki, Dia absolut. Dan sebagai konsep ilmi/konsepsi Dia Relative.

Inilah yang dimaksud puja sastra dalam kitab Sota Soma yang terkenal menjadi semboyan “Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hono Darmo Magroa”. https://jatman.or.id/

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

Comments

📯POPULAR POST

ALINSANU SIRRI, WA ANA SIRRUHU, WASIRRI SIFATI WASIFATI LAGHOIRIHI

ABDURRAHMAN AL-GHAFIQI DAN BALA TENTARA YANG CINTA SYAHID BAG 3

KATA KATA MUTIARA AL GHOZALI

THOSIN AL-ASRAR FI AL-TAUHID, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

ALLAH BUKAN NAMA DAN MAKNA

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS