BUKTI MANIFESTASI CINTA MAULANA JALALUDDIN RUMI DALAM TARIAN WHIRLING DERVISHES

Whirling Dervhises atau tarian berputar sufi merupakan tarian yang dikembangkan dari ajaran sufisme Jalaluddin Rumi. Tarian berputar ini menjadi ciri khas dari tarekat Maulawiyah yang dikembangkan oleh Sultan Walad, anak laki-laki dari Syaikh Jalaluddin Rumi.

Dalam hal ini, Rumi mampu menghadirkan ajaran-ajaran sufisme, yang dipadukan dengan sastra musik dan seni, ia menciptakan sebuah tarian sufi untuk mencapai keindahan Tuhan. Tarian berputar ini bermula ketika Rumi mengalami kesedihan yang mendalam karena ditinggalkan oleh sang mentari yakni Syams Tabriz. Setelah kepergian Syams Tabriz, Rumi merasa kehilangan belahan jiwa dan sahabat yang selalu membimbingnya. (Murdiati 2011, 13-14).

Karena merasakan kesedihan yang mendalam, Rumi lalu mengunjungii sahabatnya  Shalahuddin Zarkub dengan niat untuk menghibur diri atas kesedihannya. Shalahuddin Zarkub merupakan seorang yang pandai besi, menurut Rumi irama dentuman besi yang didengarnya seakan berzikir menyebut nama Allah, hal itu mengakibatkan Rumi berada dalam keadaan ekstase, dan menari berputar mengikuti iraman dentuman besi tersebut. (Schimmel 2000, 24).

Pesona Jalaluddin Rumi memancar dari ritual meditasi sufistiknya, musik dan tarian berputar menjadi ciri khas kelompok tarekat ini. Tarian yang sangat dekat dengan pemikiran sufustik, menjadi jalanbagi Rumi dalam melepaskan kesedihannya atas kepergian Syams Tabriz, ia mengekpresikan kesedihannya dengan berputar-putar. 

Bagi Rumi, pengalaman langsung Ilahiyah melalui suara musik lebih mudah menyentuh hatinya dibandingkan membaca beberapa karya mistik Islam. Tarian mistik ini membuka jalan untuk menuju Tuhan, bahkan ia menjadi aspek penting sekaligus sebagai poros utama dari syair Rumi. Dalam syairnya, Rumi mengatakan bahwa tarian tersebut adalah perumpamaan dari tangga yang dapat digunakan setiap jiwa yang merindu untuk mencapai penyatuan dengan sang kekasih.

Gerakan berputar tersebut memiliki makna tersendiri, untuk menemukan tujuan hidup yang hakiki, yaitu mencari Tuhan dan merasakannya dalam gerakan yang berputar, dengan putaran yang berlawanan arah jarum jam. Penari sufi harus menanggalkan semua emosi, agar hanya merasakan kecintaan dan kerinduan yang mendalam pada Tuhan. Adapun makna simbolis dari Tarian berputar sufi sebagai berikut :

  • Posisi tangan; tangan kanan menunjuk keatas yang berarti menjemput hidayah dari Allah, kemudian tangan kiri menghadap ke bawah yang berarti jika hidayah sudah didapatkan maka harus disebarkan ke bawah (sesama manusia).
  • Berputar yang berlawanan dengan arah jarum jam ; memiliki makna filosofi bahwa gerak spiritual manusia harus menciptakan hubungan yang vertikal menuju (Tuhan).
  • Topi yang panjang/tinggi ; mengisyaratkan sebuah kuburan/nisan yang berarti kuburan dari ego, nafsu dan bhasrat duniawi.
  • Baju berwarna putih ; jika ego, nafsu dan hasrat duniawi sudah terkubur, maka isilah dengan cahaya kesucian.
  • Kondisi dasar semua yang ada di dunia ialah berputar, begitu juga dengan manusia. Manusia mengalami perputaran dari tidak ada, menjadi ada, untuk kemudian kembali menjadi tiada.
  • Bergerak menyatu dengan perputaran keseluruhan ciptaan; yang menggambarkan perjalanan spiritual manusia dengan cita dalam menggapai kesempurnaan. (Faiz, 2019).

KESIMPULAN

Jalaluddin Rumi yang merupakan tokoh besar sufi, sangat populer dengan karya-karya monumetalnya. Pemikiran tasawufnya disajikan dalam bentuk yang berbeda dari tokoh-tokoh sufi pada masanya, tetapi hal itu tidak mengurangi makna yang terkandung di dalam setiap karyanya. Bahkan bentuk sufisme demikian membuat karya-karyanya dikagumi dan djadikan bahan renungan dan kajian di dunia Islam maupun Barat.

Rumi yang dikenal dengan gagasan cintanya mencoba meluapkan perasaannya melalui syair-syair. Syair-syair tersebut merupakan luapan perasaan sekaligus ungkapan pengalaman keberagamaannya yang personal, yang lahir dari hati yang merindukan penyatuan diri dengan Sang Kekasih. Baca Juga : Kisah-cinta-platonik-maulana-jalaluddin

Sampai ketika Wujud Kekasih menjadi satu-satunya wujud yang ada. Menurut Rumi, cinta yang merupakan cahaya kehidupan dan nilai manusia ini, sesungguhnya bersifat kekal. Jadi harus diperuntukkan kepada yang kekal pula. Ia tidak pantas diberikan kepada yang ditakdirkan menjadi fana dan binasa. 

Related Posts



Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

Comments

📯POPULAR POST

ABDURRAHMAN AL-GHAFIQI DAN BALA TENTARA YANG CINTA SYAHID BAG 3

ALINSANU SIRRI, WA ANA SIRRUHU, WASIRRI SIFATI WASIFATI LAGHOIRIHI

THOSIN AL-ASRAR FI AL-TAUHID, SYAIKH HUSAIN BIN MANSHUR AL-HALLAJ

KATA KATA MUTIARA AL GHOZALI

ALLAH BUKAN NAMA DAN MAKNA

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY POST MANTAP ||| postmantap16@gmail.com

🔱LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

🔁 FOLLOWERS