KITAB FUTUHUL GHOIB RISALAH 17 SYAIKH ABDUL QADIR JAILANI
RISALAH 17
Ų§ŁŁ
ŁŲ§ŁŲ© Ų§ŁŲ³Ų§ŲØŲ¹Ų© Ų¹Ų“Ų±Ų©
ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŲ© Ų§ŁŁŁŲµŁŁŁ Ų„ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲØŁŁŲ§Ų³ŁŁŲ·ŁŲ© Ų§ŁŁŁ
ŁŲ±Ų“ŁŁŲÆ
ŁŁŲ§Ł Ų±Ų¶ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲŖŁŲ¹ŁŲ§ŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ł Ų£Ų±Ų¶ŁŲ§Ł : Ų„Ų°Ų§ ŁŲµŁŲŖ Ų„ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ±ŲØŲŖ ŲØŲŖŁŲ±ŁŲØŁ ŁŲŖŁŁŁŁŁŲ ŁŁ
Ų¹ŁŁ Ų§ŁŁŲµŁŁ Ų„ŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹Ų²ŁŁ ŁŲ¬ŁŁŁ Ų®Ų±ŁŲ¬Ł ع٠اŁŲ®ŁŁ ŁŲ§ŁŁŁŁ ŁŲ§ŁŲ„Ų±Ų§ŲÆŲ© ŁŲ§ŁŁ
ŁŁ, ŁŲ§ŁŲ«ŲØŁŲŖ Ł
Ų¹ ŁŲ¹ŁŁ ŁŁ
Ł ŲŗŁŲ± Ų£Ł ŁŁŁŁ Ł
ŁŁ ŲŲ±ŁŲ© ŁŁŁ ŁŁŲ§ ŁŁ Ų®ŁŁŁ ŲØŁŲ ŲØŁ ŲØŲŁŁ
Ł ŁŲ£Ł
Ų±Ł ŁŁŲ¹ŁŁ, ŁŁŁ ŲŲ§ŁŲ© Ų§ŁŁŁŲ§Ų” ŁŲ¹ŲØŲ± Ų¹ŁŁŲ§ ŲØŲ§ŁŁŲµŁŁŲ ŁŲ§ŁŁŲµŁŁ Ų„ŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹Ų²ŁŁ ŁŲ¬ŁŁŁ ŁŁŲ³ ŁŲ§ŁŁŲµŁŁ Ų„ŁŁ Ų£ŲŲÆ Ł
Ł Ų®ŁŁŁ Ų§ŁŁ
Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁ
Ų¹ŁŁŲÆ }ŁŁŁŁŲ³Ł ŁŁŁ
ŁŲ«ŁŁŁŁŁ Ų“ŁŁŁŲ”Ł ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁ
ŁŁŲ¹Ł Ų§ŁŲØŁŲµŁŁŲ±Ł{.Ų§ŁŲ“ŁŲ±Ł11. Ų¬ŁŁŁ Ų§ŁŲ®Ų§ŁŁ أ٠ŁŲ“ŲØŁ ŲØŁ
Ų®ŁŁŁŲ§ŲŖŁ Ų£Ł ŁŁŲ§Ų³ Ų¹ŁŁ Ł
ŲµŁŁŲ¹Ų§ŲŖŁ, ŁŲ§ŁŁŲ§ŲµŁ Ų„ŁŁŁ Ų¹Ų²ŁŁ ŁŲ¬ŁŁŁ Ł
Ų¹Ų±ŁŁ Ų¹ŁŲÆ Ų£ŁŁ Ų§ŁŁŲµŁŁ ŲØŲŖŲ¹Ų±ŁŁŁ Ų¹Ų²ŁŁ ŁŲ¬ŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁ ŁŲ§ŲŲÆ Ų¹ŁŁ ŲŲÆŲ© ŁŲ§ ŁŲ“Ų§Ų±ŁŁ ŁŁŁ ŲŗŁŲ±Ł, ŁŁŁ Ų¹Ų²ŁŁ ŁŲ¬ŁŁŁ Ł
Ų¹ ŁŁ ŁŲ§ŲŲÆ Ł
Ł Ų±Ų³ŁŁ ŁŲ£ŁŲØŁŲ§Ų¦Ł ŁŲ£ŁŁŁŲ§Ų¦Ł Ų³Ų± Ł
Ł ŲŁŲ« ŁŁ ŁŲ§ ŁŲ·ŁŲ¹ Ų¹ŁŁ Ų°ŁŁ Ų£ŲŲÆ ŲŗŁŲ±Ł, ŲŲŖŁ Ų£ŁŁ ŁŲÆ ŁŁŁŁ ŁŁŁ
Ų±ŁŲÆ Ų³Ų± ŁŲ§ ŁŲ·ŁŲ¹ Ų¹ŁŁŁ Ų“ŁŲ®Ł, ŁŁŁŲ“ŁŲ® Ų³Ų± ŁŲ§ ŁŲ·ŁŲ¹ Ų¹ŁŁŁ Ł
Ų±ŁŲÆŁ Ų§ŁŲ°Ł ŁŲÆ ŲÆŁŲ§ Ų³ŁŲ±Ł Ų„ŁŁ Ų¹ŲŖŲØŲ© ŲØŲ§ŲØ ŲŲ§ŁŲ© Ų“ŁŲ®Ł, ŁŲ„Ų°Ų§ ŲØŁŲŗ Ų§ŁŁ
Ų±ŁŲÆ ŲŲ§ŁŲ© Ų“ŁŲ®Ł Ų£ŁŲ±ŲÆ Ų¹Ł Ų§ŁŲ“ŁŲ® ŁŁŲ·Ų¹ Ų¹ŁŁŲ ŁŁŲŖŁŁŲ§Ł Ų§ŁŲŁ Ų¹Ų²ŁŁ ŁŲ¬ŁŁŁ ŁŁŁŲ·Ł
٠ع٠اŁŲ®ŁŁ Ų¬Ł
ŁŲ©, ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ“ŁŲ® ŁŲ§ŁŲ¶Ų¦Ų± ŁŲ§ŁŲÆŲ§ŁŲ©, ŁŲ§ Ų±Ų¶Ų§Ų¹ ŲØŲ¹ŲÆ Ų§ŁŲŁŁŁŁ, ŁŁŲ§ Ų®ŁŁ ŲØŲ¹ŲÆ Ų²ŁŲ§Ł Ų§ŁŁŁŁ ŁŲ§ŁŲ„Ų±Ų§ŲÆŲ©. Ų§ŁŲ“ŁŲ® ŁŲŲŖŲ§Ų¬ Ų„ŁŁŁ Ł
Ų§ ŲÆŲ§Ł
Ų«Ł
ŁŁŁ ŁŲ„Ų±Ų§ŲÆŲ© ŁŁŲ³Ų±ŁŁ
Ų§, ŁŲ£Ł
Ų§ ŲØŲ¹ŲÆ Ų²ŁŲ§ŁŁŁ
Ų§ ŁŁŲ§, ŁŲ£ŁŁ ŁŲ§ ŁŲÆŁŲ±Ų© ŁŁŲ§ ŁŁŲµŲ§Ł, ŁŲ„Ų°Ų§ ŁŲµŁŲŖ Ų„ŁŁ Ų§ŁŲŁ Ų¹Ų²ŁŁ ŁŲ¬ŁŁŁ Ų¹ŁŁ Ł
Ų§ ŲØŁŁŲ§ ŁŁŁ Ų¢Ł
ŁŲ§Ł Ų£ŲØŲÆŲ§Ł Ł
Ł Ų³ŁŲ§Ł Ų¹Ų²ŁŁ ŁŲ¬ŁŁŁ ŁŁŲ§ تر٠ŁŲŗŁŲ±Ł ŁŲ¬ŁŲÆŲ§Ł Ų§ŁŲØŲŖŲ©, ŁŲ§ ŁŁ Ų§ŁŲ¶Ų± ŁŁŲ§ ŁŁ Ų§ŁŁŁŲ¹, ŁŁŲ§ ŁŁ Ų§ŁŲ¹Ų·Ų§Ų” ŁŁŲ§ ŁŁ Ų§ŁŁ
ŁŲ¹, ŁŁŲ§ ŁŁ Ų§ŁŲ®ŁŁ ŁŁŲ§ ŁŁ Ų§ŁŲ±Ų¬Ų§Ų”, ŁŁ Ų¹Ų²ŁŁ ŁŲ¬ŁŁŁ }Ų£ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲŖŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲŗŁŁŁŲ±ŁŲ©Ł{.Ų§ŁŁ
ŲÆŲ«Ų±56. ŁŁŁ Ų£ŲØŲÆŲ§Ł ŁŲ§ŲøŲ±Ų§Ł Ų„ŁŁ ŁŲ¹ŁŁ Ł
ŲŖŲ±ŁŲØŲ§Ł ŁŲ£Ł
Ų±Ł. Ł
Ų“ŲŖŲŗŁŲ§Ł ŲØŲ·Ų§Ų¹ŲŖŁ, Ł
ŲØŲ§ŁŁŲ§Ł Ų¹Ł Ų¬Ł
ŁŲ¹ Ų®ŁŁŁ ŲÆŁŁŲ§ ŁŲ£Ų®Ų±Ł.
ŁŲ§ ŲŖŲ¹ŁŁ ŁŁŲØŁ ŲØŲ“ŁŲ” Ł
ŁŁŁ
ŁŲ§Ų¬Ų¹Ł Ų§ŁŲ®ŁŁŁŲ© Ų£Ų¬Ł
Ų¹ ŁŲ±Ų¬Ł ŁŁŲŖŁŁŁŁŁŁ Ų³ŁŲ·Ų§Ł Ų¹ŲøŁŁ
Ł
ŁŁŁ Ų“ŲÆŁŲÆ Ų£Ł
Ų±Ł, Ł
ŁŁŁŲ© ŲµŁŁŲŖŁ ŁŲ³Ų·ŁŲŖŁ, Ų«Ł
جع٠اŁŲŗŁ ŁŁ Ų±ŁŲØŲŖŁ ŁŲ±Ų¬ŁŁŁ, Ų«Ł
ŲµŁŲØŁ Ų¹ŁŁ Ų“Ų¬Ų±Ų© Ų§ŁŲ£Ų±Ų²Ų©Ų Ų¹ŁŁ Ų“Ų§Ų·ŁŲ” ŁŁŲ± Ų¹ŲøŁŁ
Ł
ŁŲ¬Ł, ŁŲ³ŁŲ Ų¹Ų±Ų¶Ł, Ų¹Ł
ŁŁ ŲŗŁŲ±Ł, Ų“ŲÆŁŲÆ Ų¬Ų±ŁŁ, Ų«Ł
Ų¬ŁŲ³ Ų§ŁŲ³ŁŲ·Ų§Ł Ų¹ŁŁ ŁŲ±Ų³ŁŁ, Ų¹ŲøŁŁ
ŁŲÆŲ±Ł, Ų¹Ų§Ł Ų³Ł
Ų§Ų¤Ł, ŲØŲ¹ŁŲÆ Ł
Ų±Ų§Ł
Ł ŁŁŲµŁŁŁ, ŁŲŖŲ±Ł Ų„ŁŁ Ų¬ŁŲØŁ Ų£ŲŁ
Ų§ŁŲ§Ł Ł
Ł Ų§ŁŲ³ŁŲ§Ł
ŁŲ§ŁŲ±Ł
Ų§Ų ŁŲ§ŁŁŲØŁ ŁŲ£ŁŁŲ§Ų¹ Ų§ŁŲ³ŁŲ§Ų ŁŲ§ŁŁŲ³Ł ŁŁ
Ł
Ų§ ŁŲ§ ŁŲØŁŲŗ ŁŲÆŲ±ŁŲ§ ŲŗŁŲ±Ł, ŁŲ¬Ų¹Ł ŁŲ±Ł
Ł Ų„ŁŁ Ų§ŁŁ
ŲµŁŁŲØ ŲØŁ
Ų§ Ų“Ų§Ų” Ł
Ł Ų°ŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŲ§Ų, ŁŁŁ ŁŲŲ³Ł ŁŁ
Ł ŁŲ±Ł Ų°ŁŁ أ٠ŁŲŖŲ±Ł Ų§ŁŁŲøŲ± Ų„ŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŲ·Ų§Ł ŁŲ§ŁŲ®ŁŁ Ł
ŁŁ ŁŲ§ŁŲ±Ų¬Ų§Ų” ŁŁ ŁŁŁŲøŲ± Ų„ŁŁ Ų§ŁŁ
ŲµŁŁŲØ ŁŁŲ®Ų§Ł Ł
ŁŁ ŁŁŲ±Ų¬ŁŁ, Ų£ŁŁŲ³ Ł
Ł ŁŲ¹Ł Ų°ŁŁ ŁŲ³Ł
Ł ŁŁ ŁŲ¶ŁŲ© Ų§ŁŲ¹ŁŁ Ų¹ŲÆŁŁ
Ų§ŁŲ¹ŁŁ ŁŲ§ŁŲŲ³ Ł
Ų¬ŁŁŁŲ§. ŲØŁŁŁ
Ų© ŲŗŁŲ± Ų„ŁŲ³Ų§ŁŲŲ ŁŲ¹ŁŲ° ŲØŲ§ŁŁŁ Ł
Ł Ų§ŁŲ¹Ł
Ł ŲØŲ¹ŲÆ Ų§ŁŲØŲµŁŲ±Ų©, ŁŁ
Ł Ų§ŁŁŲ·ŁŲ¹Ų© ŲØŲ¹ŲÆ Ų§ŁŁŲµŁŁ, ŁŁ
Ł Ų§ŁŲµŲÆŁŲÆ ŲØŲ¹ŲÆ Ų§ŁŲÆŁŁ ŁŲ§ŁŁŲ±ŲØ, ŁŁ
Ł Ų§ŁŲ¶ŁŲ§ŁŲ© ŲØŲ¹ŲÆ Ų§ŁŁŲÆŲ§ŁŲ©, ŁŁ
Ł Ų§ŁŁŁŲ± ŲØŲ¹ŲÆ Ų§ŁŲ„ŁŁ
Ų§Ł, ŁŲ§ŁŲÆŁŁŲ§ ŁŲ§ŁŁŁŲ± Ų§ŁŲ¹ŲøŁŁ
Ų§ŁŲ¬Ų§Ų±Ł Ų§ŁŲ°Ł Ų°ŁŲ±ŁŲ§Ł ŁŁ ŁŁŁ
ŁŁ Ų²ŁŲ§ŲÆŲ© Ł
Ų§Ų” ŁŁŁ Ų“ŁŁŲ§ŲŖ ŲØŁŁ Ų¢ŲÆŁ
ŁŁŲ°Ų§ŲŖŁŁ
ŁŁŁŲ§, ŁŲ§ŁŲÆŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŲŖŁ ŲŖŲµŁŲØŁŁ
Ł
ŁŁŲ§, ŁŲ£Ł
Ų§ Ų§ŁŲ³ŁŲ§Ł
ŁŲ£ŁŁŲ§Ų¹ Ų§ŁŲ³ŁŲ§Ų ŁŲ§ŁŲØŁŲ§ŁŲ§ Ų§ŁŲŖŁ ŁŲ¬Ų±Ł ŲØŁŲ§ Ų§ŁŁŲÆŲ± Ų„ŁŁŁŁ
, ŁŲ§ŁŲŗŲ§ŁŲØ Ų¹ŁŁ ŲØŁŁ Ų¢ŲÆŁ
ŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŲ§ Ų§ŁŲØŁŲ§ŁŲ§ ŁŲ§ŁŲ¢ŁŲ§Ł
ŁŲ§ŁŁ
ŲŁ, ŁŁ
Ų§ ŁŲ¬ŲÆŁŁ Ł
Ł Ų§ŁŁŲ¹Ł
ŁŲ§ŁŁŲ°Ų§ŲŖ ŁŁŁŲ§ ŁŁ
Ų“ŁŲØŲ© ŲØŲ§ŁŲ¢ŁŲ§ŲŖ Ų„Ų°Ų§ Ų§Ų¹ŲŖŲØŲ±ŁŲ§ ŁŁ Ų¹Ų§ŁŁ ŁŲ§ ŲŁŲ§Ų© ŁŁ ŁŁŲ§ Ų¹ŁŲ“ ŁŁŲ§ Ų±Ų§ŲŲ© Ų„ŁŲ§ ŁŁ Ų§ŁŲ¢Ų®Ų±Ų© Ų„Ł ŁŲ§Ł Ł
Ų¤Ł
ŁŲ§Ł, ŁŲ£Ł Ų°ŁŁ Ų®ŲµŁŲµŲ§Ł ŁŁ ŲŁ Ų§ŁŁ
Ų¤Ł
Ł. ŁŲ§Ł Ų§ŁŁŲØŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ
: (ŁŲ§ Ų¹ŁŲ“ Ų„ŁŲ§ Ų¹ŁŲ“ Ų§ŁŲ¢Ų®Ų±Ų©) ŁŁŲ§Ł Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŲµŁŲ§Ų© ŁŲ§ŁŲ³ŁŲ§Ł
: (ŁŲ§ Ų±Ų§ŲŲ© ŁŁŁ
Ų¤Ł
Ł ŲÆŁŁ ŁŁŲ§Ų” Ų±ŲØŁ) Ų°ŁŁ ŁŁ ŲŁ Ų§ŁŁ
Ų¤Ł
ŁŁŁ . ŁŁŲ§Ł ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ
: (Ų§ŁŲÆŁŁŲ§ Ų³Ų¬Ł Ų§ŁŁ
Ų¤Ł
Ł ŁŲ¬ŁŲ© Ų§ŁŁŲ§ŁŲ±) . ŁŁŲ§Ł Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŲµŁŲ§Ų© ŁŲ§ŁŲ³ŁŲ§Ł
: (Ų§ŁŲŖŁŁ Ł
ŁŲ¬Ł
) ŁŁ
Ų¹ ŁŲ°Ł Ų§ŁŲ£Ų®ŲØŲ§Ų± ŁŲ§ŁŲ¹ŁŲ§Ł ŁŁŁ ŁŲÆŲ¹Ł Ų·ŁŲØ Ų§ŁŲ¹ŁŲ“ ŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŲ§. ŁŲ§ŁŲ±Ų§ŲŲ© ŁŁ Ų§ŁŲ±Ų§ŲŲ© ŁŁ Ų§ŁŲ§ŁŁŲ·Ų§Ų¹ Ų„ŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹Ų²ŁŁ ŁŲ¬ŁŁŁ ŁŁ
ŁŲ§ŁŁŲŖŁ, ŁŲ§ŁŲ§Ų³ŲŖŲ·Ų±Ų§Ų ŲØŁŁ ŁŲÆŁŁ, ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ¹ŲØŲÆ ŲØŲ°ŁŁ خارجا٠ع٠اŁŲÆŁŁŲ§Ų ŁŲŁŁŲ¦Ų° ŁŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŲ§Ł Ų±Ų£ŁŲ© ŁŲ±ŲŁ
Ų© ŁŁŲ·ŁŲ§Ł ŁŁŲ¶ŁŲ§Ł, ŁŲ§ŁŁŁ Ų£Ų¹ŁŁ
.
Yang dimaksud dengan dekat dan bersatu dengan Tuhan itu ialah, kamu mengosongkan hati kamu dari mahluk, hawa nafsu dan lain-lain selain Allah, sehingga hati kamu hanya dipenuhi oleh Allah dan perbuatan-Nya saja. Kamu tidak bergerak, kecuali dengan kehendak Allah saja. Kamu akan bergerak jika Allah menggerakkan kamu. Keadaan seperti ini dinamakan āfanaā. Fana inilah yang dimaksud dengan ābersatu dengan Tuhanā. Tetapi harus diingat, bahwa bersatu dengan Tuhan itu tidak seperti bersatu dengan mahluk atau dengan yang selain Tuhan.
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Al-Khaliq itu tidak sama dengan apa saja yang kamu duga. Hanya orang yang telah mengalami dan menyadari bersatu dengan Tuhan itu sajalah yang dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan ābersatu dengan Tuhanā itu. Orang yang belum pernah merasakan atau mengalaminya tidak akan dapat mengerti apa yang dimaksud dengannya. Setiap orang yang pernah merasakan pengalaman tersebut mempunyai perasaan dan pengalaman tersendiri. Dan masing-masing mempunyai perasaan dan pengalaman yang tersendiri pula.
Pada setiap Nabi, Rasul dan Wali Allah terdapat rahasia. Masing-masing mempunyai rahasianya tersendiri. Seseorang tidak akan dapat mengetahui rahasia seseorang lainnya. Kadang-kadang seorang murid mempunyai rahasia yang tidak diketahui oleh gurunya. Ada kalanya pula, rahasia yang dimiliki oleh guru itu tidak dapat diketahui oleh muridnya, meskipun murid itu sudah hampir sederajat dengan gurunya. Apabila seorang murid dapat mencapai keadaan kerohanian yang ada pada gurunya, maka murid itu diperintahkan untuk memisahkan dirinya dari gurunya itu. Dengan kata lain, dia sekarang telah setarap dengan gurunya. Murid itupun berpisahlah dari gurunya dan Allah sajalah yang menjadi penjaganya. Kemudian Allah akan memisahkannya dari seluruh mahluk.
Bolehlah diibaratkan bahwa guru itu laksana ibu dan murid itu laksana bayinya yang masih menyusu. Apabila si bayi telah mencapai usia dua tahun, maka berhentilah dia meyusu dari ibunya. Tidak ada lagi kebergantungan kepada mahluk, setelah hawa nafsu amarah dan kehendak-kehendak kemanusiaan hapus. Guru atau syaikh itu hanya diperlukan selagi murid masih mempunyai hawa nafsu angkara murka dan kehendak-kehendak badaniah yang perlu dihancurkan. Setelah semua itu hilang dari hati si murid tadi, maka guru itu tidak lagi diperlukan, karena si murid sekarang sudah tidak lagi memiliki kekurangan atau dia telah sempurna.
Oleh karena itu, apabila kamu telah bersatu dengan Tuhan, maka kamu akan merasa aman dan selamat dari apa saja selain Dia. Kamu akan mengetahui bahwa tidak ada yang wujud melainkan Dia saja. Kamu akan mengetahui bahwa untung, rugi, harapan, takut dan bahkan apa saja adalah dari dan karena Dia juga. Dia-lah yang patut ditakuti dan kepada Dia sajalah meminta perlindungan dan pertolongan. Karenanya, lihatlah selalu perbuatan-Nya, nantikanlah selalu perintah-Nya dan patuhlah selalu kepada-Nya. Putuskanlah hubunganmu dengan apa saja yang bersangkutan dengan dunia ini dan juga dengan akhirat. Janganlah kamu melekatkan hatimu kepada apa saja selain Allah.
Anggaplah seluruh yang dijadikan Allah ini sebagai seorang manusia yang telah ditangkap oleh seorang raja yang agung dan gagah; raja itu telah memotong kaki dan tangan orang tadi dan menyalibnya pada sebatang pohon yang terletak di tepi sebuah sungai yang besar lagi dalam, raja itu bersemayam di atas singgasana yang tinggi dengan dikawal oleh hulu balang yang gagah berani yang dilengkapi persenjataan yang lengkap dan raja itu melempar orang tadi dengan seluruh senjata yang ada padanya. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melihat keadaan ini, lalu memalingkan pandangannya dari raja itu dan takut kepadanya, sebaliknya ia berharap dan meminta kepada orang itu dan bukannya kepada raja yang agung itu ?Jika ada orang yang gentar dan takut kepada orang yang tersalib itu, dan bukannya kepada raja, maka orang ini adalah orang yang bodoh, gila dan tidak sadar.
Oleh karena itu, mintalah perlindungan kepada Allah dari menjadi buta setelah Dia memberikan penglihatan, dari berpisah setelah disatukan-Nya, dari berjauhan setelah didekatkan-Nya, dari tersesat setelah Dia memberikan petunjuk dan dari kekufuran setelah Dia memberikan keimanan.
Dunia ini bagaikan sebuah sungai yang lebar, airnya senantiasa mengalir dan selalu bertambah setiap hari. Begitu juga halnya dengan nafsu kebinatangan, manusia itu selalu merasa tidak puas, semakin tampak dan semakin tak sadarkan diri. Hidup manusia di dunia ini senantiasa penuh dengan ujian dan cobaan. Di samping mendapatkan kebahagiaan, kadangkala manusia juga dikelilingi oleh penderitaan.
Orang yang mempunyai akal pikiran yang sempurna, mau berpikir dan mengetahui hakekat, akan mengetahui bahwa pada hakekatnya tidak ada kehidupan yang sebenarnya melainkan kehidupan akhirat saja. Oleh karena itu, Nabi besar Muhammad SAW bersabda, āTidak ada kehidupan, kecuali kehidupan di akhirat.ā Bagi orang yang beriman, hal ini adalah benar. Nabi Muhammad selanjutnya mengatakan, āDunia ini adalah penjara bagi orang yang beriman dan surga bagi orang kafir.ā Nabi juga pernah menyatakan bahwa, āOrang yang baik itu terkekang.ā
Pada hakekatnya, kesentosaan dan kebahagiaan itu terletak dalam hubungan yang langsung dengan Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tawakal yang bulat kepada-Nya dan senantiasa ridha dengan-Nya. Jika kamu telah dapat melakukan hal yang demikian itu, maka bebaslah kamu dari dunia ini dan Allah akan memberimu kesenangan, keselamatan, kesentosaan, kasih sayang dan ridha Illahi. Baca juga Kitab-futuhul-ghoib-risalah-18
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Comments
Post a Comment
SILAHKAN BERKOMENTAR SESUAI DENGAN TOPIK ISI ARTIKEL YA .......